> >

Bahrain Desak Dewan Keamanan PBB Terbitkan Resolusi Gencatan Senjata di Lebanon Selatan

Kompas dunia | 30 Juni 2024, 15:30 WIB
Panser pasukan penjaga perdamaian Indonesia di Lebanon, UNIFIL, sedang berjaga usai serangan Israel di Kfar Kila, Lebanon. Bahrain menyerukan Dewan Keamanan PBB segera campur tangan, memberikan perhatian yang serius terhadap bentrokan militer di perbatasan Lebanon-Israel. (Sumber: Anadolu)

KAIRO, KOMPAS.TV - Bahrain mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera mengeluarkan resolusi gencatan senjata di Lebanon Selatan, Sabtu (29/6/2024).

Menurut Kementerian Luar Negeri Bahrain, negara itu memantau perkembangan dan eskalasi militer di perbatasan Lebanon-Israel.

“Bahrain sangat prihatin dengan eskalasi ini,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Bahrain.

Manama menekankan pentingnya menghindari eskalasi militer dan mencegah meluasnya konflik di kawasan ini untuk menjaga keamanan Lebanon, serta berupaya mencapai keamanan, perdamaian, dan stabilitas di wilayah tersebut.

Pemerintah Bahrain juga mengimbau agar kedua belah pihak segera melakukan gencatan senjata dan mencari solusi damai melalui negosiasi untuk menjaga kehidupan penduduk sipil dan memastikan keamanan serta stabilitas kawasan tersebut.

Bahrain menyerukan Dewan Keamanan PBB segera campur tangan, memberikan perhatian yang serius terhadap bentrokan militer di perbatasan Lebanon-Israel, dan mengeluarkan resolusi gencatan senjata segera untuk mencegah konflik ini semakin meluas.

“Kami memperingatkan akan adanya dampak serius terhadap keamanan dan stabilitas regional maupun internasional jika konflik ini terus berlanjut,” tambah pernyataan tersebut.

Baca Juga: Iran Ancam Perangi Israel jika Serang Hizbullah di Lebanon, Timur Tengah Makin Membara

Pasukan perdamaian PBB asal Indonesia di Lebanon, UNIFIL. Bahrain menyerukan Dewan Keamanan PBB segera campur tangan, memberikan perhatian yang serius terhadap bentrokan militer di perbatasan Lebanon-Israel. (Sumber: UNIFIL)

Ketegangan di perbatasan Lebanon dengan Israel meningkat drastis akibat serangan lintas perbatasan antara kelompok Hizbullah Lebanon dan pasukan Israel. Hizbullah mengaitkan penghentian serangannya terhadap Israel dengan berakhirnya serangan Israel di Gaza.

Kementerian Kesehatan di Gaza yang terkepung melaporkan pada hari Sabtu (29/6) bahwa setidaknya 37.834 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel yang berlangsung terus-menerus di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu. Selain itu, sebanyak 86.858 orang lainnya juga terluka dalam serangan tersebut.

“Serangan Israel dalam 24 jam terakhir menewaskan 40 orang dan melukai 224 orang lainnya,” kata pernyataan kementerian tersebut. “Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalanan karena tim penyelamat tidak dapat mencapai mereka,” tambahnya.

Meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel tetap melanjutkan serangan brutalnya di Gaza yang menuai kecaman internasional sejak serangan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel dimulai, sebagian besar wilayah Gaza kini hancur lebur akibat blokade ketat terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel kini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina berlindung dari perang sebelum wilayah tersebut diserang pada 6 Mei.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu


TERBARU