> >

AS Geser Aset Tempur Dekati Lebanon dan Bersiap Evakuasi Warga, Hizbullah-Israel Jadi Perang?

Kompas dunia | 29 Juni 2024, 08:27 WIB
USS Wasp dan pasukan jejajah marinir AS mendekati Lebanon seperti dilaporkan hari Jumat, 28/6/2024. Amerika Serikat hari Jumat, 28/6/2024, dilaporkan menggeser aset tempur di Laut dekat Gaza mendekat ke Lebanon di tengah meningkatnya kemungkinan perang terbuka Israel melawan Hizbullah di Lebanon. (Sumber: US Navy)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Amerika Serikat hari Jumat, 28/6/2024, dilaporkan menggeser aset tempur di Laut dekat Gaza mendekat ke Lebanon di tengah meningkatnya kemungkinan perang terbuka Israel melawan Hizbullah di Lebanon.

Selain itu, Amerika Serikat dilaporkan meningkatkan kesiapan evakuasi warganya dari negara tersebut, seiring meningkatnya retorika perang dan saling ancam dari pejabat Israel dan Hizbullah, seperti laporan NBC, Jumat, 28/6/2024.

Kesiapan Armada AS di Laut Mediterania Timur

USS Wasp, kapal serbu amfibi, dan Marinir dari pasukan operasi khusus 24th Marine Expeditionary Unit, dilaporkan mulai bergerak ke Laut Mediterania hari Rabu kemarin. Mereka akan bergabung dengan USS Oak Hill dan kapal lainnya dalam grup siaga amfibi mereka.

USS Wasp akan beroperasi di Mediterania timur untuk bersiap melakukan Evakuasi Bantu Militer dan misi lainnya.

Menurut pejabat AS, USS Wasp dan Marine Expeditionary Unit atau Pasukan Jelajah Marinir AS juga bertujuan memproyeksikan kekuatan militer dan menjadi pencegah eskalasi regional.

Langkah ini dilakukan karena kekhawatiran yang semakin meningkat bahwa Israel akan melancarkan serangan udara dan kemungkinan serangan darat di Lebanon dalam beberapa minggu mendatang.

Baca Juga: AS Sarankan Warganya Tak Bepergian ke Lebanon, Hizbullah - Israel di Ambang Perang Besar?

USS Wasp dan pasukan jejajah marinir AS mendekati Lebanon seperti dilaporkan hari Jumat, 28/6/2024. Amerika Serikat hari Jumat, 28/6/2024, dilaporkan menggeser aset tempur di Laut dekat Gaza mendekat ke Lebanon di tengah meningkatnya kemungkinan perang terbuka Israel melawan Hizbullah di Lebanon. (Sumber: ABC News)

Kekhawatiran dan Tekanan Diplomatik atas Israel

Meskipun mendapat tekanan dari pemerintahan Biden, pejabat Israel tetap ngotot menyerang Hizbullah di Lebanon, dengan target menciptakan zona penyangga sejauh 10 mil di atas perbatasan Lebanon untuk mengurangi ancaman dari Hizbullah. Jika solusi diplomatik tidak berhasil, Militer Israel siap melakukan serangan besar-besaran untuk menekan Hizbullah lebih jauh dari perbatasan.

"Tujuannya adalah mengembalikan ketenangan di Israel utara sehingga 60.000 warga Israel yang meninggalkan rumah mereka karena serangan roket Hizbullah dapat kembali," kata seorang pejabat Israel.

Kesiapan Militer dan Evakuasi AS

Marinir dari 24th Marine Expeditionary Unit dilatih membantu warga sipil menyelamatkan diri dari lingkungan berbahaya. USS Wasp juga punya kemampuan ofensif dan pengawasan, serta dapat mengerahkan pesawat tempur siluman F-35.

AS juga sedang berbicara dengan sekutu dekat untuk mengoordinasikan evakuasi dan operasi militer koalisi, menurut pejabat pertahanan AS. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, berada di Washington, D.C., pekan ini untuk bertemu dengan pejabat tinggi pemerintahan Biden.

Iran dan proksi Hizbullah-nya menyataan tidak menantang perang besar dengan Israel dan lebih memilih situasi saat ini yang menempatkan Israel di bawah tekanan internasional, menurut pejabat AS dan Barat.

Baca Juga: Ini Peta Lengkap Kemampuan dan Kekuatan Militer Hizbullah Jelang Perang Melawan Pasukan Israel

Pejuang kelompok Lebanon Hizbullah latihan di desa Aaramta di Distrik Jezzine, Lebanon selatan, Minggu, 21 Mei 2023. Ribuan pejuang dari kelompok dukungan Iran di Timur Tengah menawarkan datang ke Lebanon untuk bergabung dengan kelompok Hizbullah untuk melawan Israel. (Sumber: AP Photo)

Kondisi di Lapangan

Pertempuran di Gaza dan di utara menguras militer Israel, memicu perpecahan politik internal, dan meningkatkan ketegangan dengan sekutu Israel.

Pejabat AS terus mengatakan mereka belum melihat bukti eskalasi besar yang akan terjadi, tetapi memperingatkan hanya perlu satu serangan atau satu kesalahan perhitungan untuk menyulut situasi menjadi perang terbuka habis-habisan.

Hari Kamis, Kedutaan Besar AS di Beirut memperingatkan warganya untuk tidak pergi ke Lebanon, “Lingkungan keamanan tetap kompleks dan dapat berubah dengan cepat,” demikian peringatan tersebut.

Departemen Luar Negeri AS tahun 2022 memperkirakan ada 86.000 warga AS yang tinggal di Lebanon. Pada tahun 2006, AS mengevakuasi 15.000 orang dari Lebanon selama perang Israel dengan Hizbullah.

Banyak organisasi bantuan telah mengevakuasi keluarga staf mereka dari Lebanon, menurut sumber yang mengetahui langsung masalah tersebut.

CBC Kanada melaporkan Kanada sedang mempersiapkan rencana darurat untuk mengevakuasi sekitar 20.000 warganya dari Lebanon, dan para pemimpin militer sekutu bertemu hari Selasa untuk membahas opsi-opsi.

Ketika ditanya apakah AS mengambil lebih banyak tindakan pencegahan di kawasan tersebut seiring meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby hari Rabu mengatakan, “Ini hal yang kami awasi dengan sangat cermat. Kami terus memantau. Kami juga memodifikasi prosedur dan protokol perlindungan kekuatan seiring perubahan ancaman.”

Dalam sebuah pernyataan, Adrienne Watson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan, memulihkan ketenangan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon. "Tetap menjadi prioritas utama bagi Amerika Serikat dan harus menjadi kepentingan utama bagi Lebanon dan Israel. Kami terus bekerja menuju resolusi diplomatik yang akan memungkinkan warga Israel dan Lebanon untuk kembali dengan aman ke rumah mereka dan hidup dalam damai dan keamanan."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : NBC News


TERBARU