> >

Taiwan Balas Ancaman China, Presiden William Lai: Kediktatoran Itu Kejahatan

Kompas dunia | 24 Juni 2024, 20:45 WIB
Wakil Presiden Taiwan William Lai merayakan kemenangannya dalam pemilu di Taipei, Taiwan pada Sabtu, 13 Januari 2024. (Sumber: AP Photo/Louise Delmotte)

Partai yang dimaksud menurutnya, adalah Partai Promosi Unifikasi China.

Lai menambahkan bahwa itu sebabnya partai penguasa dan oposisi seharunya bekerja sama dan menunjukkan solidaritas.

Ia pun mengatakan China harus bisa menerima eksistensi Taiwan. Serta berurusan dengan pemerintah sah Taiwan yang dipilih secara demokratis oleh rakyat Taiwan.

“Hanya ini satu-satunya cara melindungi kesejahteraan mereka yang berada di kedua sisi Selat Taiwan,” tuturnya.

Baca Juga: Netanyahu Sebut Serbuan Intens Israel ke Rafah Segera Usai, Perang di Gaza Bakal Selesai?

“Cara lainnya berarti memburuknya hubungan antara Taiwan dan China,” tambahnya.

Dilansir Xinhua, pada Jumat (21/6/2024) lalu, pemerintah China mengeluarkan pedoman soal hukuman bagi pendukung kemerdekaan Taiwan termasuk hukuman mati dan sidang in absentia pada kasus-kasus terkait.

Pedoman itu didasari oleh Undang-Undang Anti-Pemisahan Diri, Undang-Undang Pidana, dan Undang-Undang Prosedur Pidana.

Menurut Pasal 6 dalam dokumen itu, mereka yang melakukan perbuatan memecah belah negara dapat dijatuhi hukuman mati jika perbuatannya menyebabkan kerugian besar bagi negara dan rakyat atau jika kondisinya serius.

China selalu menganggap Taiwan merupakan bagian dari wilayahnya. Presiden China Xi Jinping terus menyerukan reunifikasi, dan bahkan menegaskan jika perlu melalui cara yang keras untuk melakukannya.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Focus Taiwan, Xinhua


TERBARU