Lebih dari 1.300 Jemaah Haji Meninggal di Tengah Panas Ekstrem, Suhu Makkah Capai 45 Derajat Celsius
Kompas dunia | 24 Juni 2024, 12:48 WIBMEKKAH, KOMPAS.TV - Lebih dari 1.300 jemaah haji meninggal dunia dalam periode ibadah haji 1445 H atau 2024 M. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Menteri Kesehatan Arab Sadudi Fahd bin Abdurrahman Al-Jalajel, Minggu (23/6/2024).
Al-Jalajel menyatakan, 83 persen dari jemaah haji yang meninggal adalah jemaah haji tak berizin. Kebanyakan jemaah meninggal usai berjalan jauh di tengah cuaca panas ekstem di Makkah dan sekitarnya.
Menurut siaran Badan Meteorologi Saudi, temperatur di Makkah dan sekitarnya selama periode ibadah haji mencapai 46 derajat hingga 49 derajat Celsius.
Baca Juga: Menteri Agama Klaim Tak Ada Penyalahgunaan Kuota Haji Tambahan: Kami Jalankan Amanah Sebaik-baiknya
Dalam siaran TV Saudi, Al Ekhbariya, Al-Jalajel menyatakan sebanyak proses identifikasi jenazah terhambat banyaknya korban jiwa yang tidak membawa dokumen identitas. Korban jiwa disebutnya dimakamkan di Mekkah.
Pemerintah Saudi melaporkan bahwa kebanyakan korban adalah warganegara Mesir. Lebih dari 660 jemaah haji asal Mesir dilaporkan meninggal dunia.
Arab Saudi mengaku telah menerapkan langkah pencegahan dan mendeportasi puluhan ribu jemaah haji tak berizin. Namun, banyak jemaah tak berizin dari dilaporkan bisa lolos dengan berjalan kaki. Jemaah tak berizin pun umumnya tidak menyewa kamar hotel untuk berlindung dari cuaca panas.
Pemerintah Mesir sendiri telah mencabut izin 16 biro perjalanan karena memfasilitasi jemaah haji tak berizin. Biro perjalanan tersebut dilaporkan mengantarkan jemaah yang tidak memiliki visa haji.
Sebanyak 98 jemaah haji yang meninggal di Makkah berasal dari India. Puluhan jemaah dari Yordania, Tunisia, Maroko, Aljazair, dan Malaysia juga meninggal.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI melaporkan terdapat 225 jemaah haji asal Indonesia yang meninggal per Sabtu (22/6). Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyampaikan kebanyakan jemaah haji Indonesia yang meninggal termasuk berisiko tinggi.
"Risiko tinggi (adalah) yag punya komorbid, ada riwayat sakit jantung, stroke ringan, penyakit kronis, atau lansia di atas 55 tahun," kata Nadia dikutip Kompas.com.
Baca Juga: Ratusan Jemaahnya Meninggal, Mesir Tuntut 16 Agen Perjalanan yang Fasilitasi Haji Ilegal
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Associated Press