AS Sebut Serangan Israel ke Lebanon Bisa Picu Respons Militer Iran
Kompas dunia | 24 Juni 2024, 07:59 WIB"Dengan jumlah tembakan roket yang kami lihat dari kedua sisi perbatasan, kami tentu saja khawatir tentang situasi itu, dan secara terbuka maupun pribadi kami mendesak semua pihak untuk mengembalikan ketenangan di perbatasan itu, dan sekali lagi, mencari solusi diplomatik," kata juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder, minggu lalu.
Perang antara dua musuh bersenjata berat ini bisa menghancurkan kedua negara dan menyebabkan korban sipil yang besar. Arsenal roket Hizbullah diyakini jauh lebih luas daripada Hamas.
Israel dan Hizbullah yang didukung Iran saling tembak lintas perbatasan Lebanon dengan Israel utara sejak para pejuang dari Gaza yang dikendalikan Hamas melakukan serangan berdarah di Israel selatan pada awal Oktober yang memicu perang Israel-Hamas di Gaza.
Situasi semakin memanas bulan ini setelah serangan udara Israel membunuh seorang komandan militer senior Hizbullah di Lebanon selatan. Hizbullah membalas dengan menembakkan ratusan roket dan drone eksplosif ke Israel utara dan Israel merespons dengan serangan berat terhadap kelompok militan tersebut.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 400 orang di Lebanon, termasuk 70 warga sipil. Di pihak Israel, 16 tentara dan 10 warga sipil tewas.
Eskalasi konflik ini juga bisa memicu keterlibatan lebih luas dari kelompok militan lain yang didukung Iran di wilayah tersebut, yang bisa berujung pada perang besar-besaran.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam pidatonya hari Rabu lalu mengatakan bahwa pemimpin militan dari Iran, Irak, Suriah, Yaman, dan negara-negara lain telah menawarkan untuk mengirim puluhan ribu pejuang untuk membantu Hizbullah, namun dia mengatakan bahwa kelompoknya sudah memiliki lebih dari 100.000 pejuang.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press