Siprus Ketakutan Diancam Hizbullah, Klaim Netral dan Cinta Damai
Kompas dunia | 21 Juni 2024, 13:21 WIBNIKOSIA, KOMPAS.TV - Siprus menyatakan diri tidak terlibat dalam perang atau konflik usai diancam organisasi politik dan paramiliter Lebanon, Hizbullah, agar tidak memberikan bantuan kepada Israel.
Pada Rabu (19/6/2024), Hizbullah mengancam bakal menjadikan Siprus sebagai target serangan jika negara itu mengizinkan Israel menggunakan wilayahnya dalam konflik antara kedua pihak.
Meski Uni Eropa (UE) telah menyatakan dukungan tanpa pamrih terhadap anggotanya yang berada paling timur itu, namun peringatan pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, telah memicu alarm peringatan di Nikosia, ibu kota Siprus.
Baca Juga: Hizbullah Ancam Bakal Serang Siprus jika Buka Bandara dan Markas untuk Tentara Israel
Para pejabat Siprus menegaskan republik kepulauan di Laut Mediterania itu tetap menjadi pilar perdamaian di wilayah yang bergejolak.
“Siprus tidak terlibat, dan tak akan terlibat dalam perang atau konflik lainnya,” ujar juru bicara pemerintah Siprus, Konstantino Ltymbiotis, seperti dilansir The Guardian, Kamis (20/6/2024).
“Oleh sebab itu, pernyataan oleh pemimpin Hizbullah tak sejalan dengan kenyataan,” lanjutnya.
Ltymbiotis mengatakan Siprus memiliki hubungan luar biasa dengan Lebanon, dan tak akan membiarkan wilayahnya digunakan operasi militer negara lain untuk menyerang negara lainnya.
Kekhawatiran terhadap ancaman Hizbullah itu juga muncul dari para diplomat Barat yang ditempatkan di Siprus.
“Hizbullah memiliki sejarah melancarkan aksi dari ancamannya,” kata seorang perwakilan Uni Eropa (UE) di Siprus, dikutip The Guardian tanpa menyebutkan nama.
“Hizbullah tahu Siprus tak memiliki kemampuan militer untuk merepsons, dan oleh sebab itu menjadi target yang mudah,” tambahnya.
Nasrallah mengancam Siprus agar tidak mengizinkan wilayahnya untuk digunakan Israel dalam melancarkan serangan ke Lebanon.
"Membuka bandara-bandara dan pangkalan-pangkalan Siprus bagi Israel untuk menargetkan Lebanon akan berarti pemerintah Siprus menjadi bagian dari perang ini, dan pasukan perlawanan (Hizbullah) akan menindaknya sebagai bagian dari perang ini," ujarnya.
Tak lama setelah ancaman itu dikeluarkan, Presiden Siprus Nikos Christodoulides menegaskan kebijakan netralitas yang dianut negaranya.
Ia menggarisbawahi peranan Siprus dalam menetapkan koridor laut untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Siprus bukan bagian dari masalah... (tetapi) merupakan bagian dari solusi,” kata Christoudoulides.
“Peranan kami, yang diwujudkan, contohnya, melalui koridor kemanusiaan (ke Gaza), tak hanya diakui oleh dunia Arab, tetapi juga komunitas internasional,” katanya.
Sejumlah kapal pembawa bantuan telah melakoni perjalanan ke Gaza dari pelabuhan Siprus, Larnaca sejak Maret lalu.
Namun, dalam konflik di mana persepsi memainkan peran yang sama pentingnya, keselarasan Siprus dengan Israel, dan juga hubungan yang semakin baik dengan Amerika Serikat, telah diperhatikan oleh kepemimpinan Hizbullah.
Dilaporkan The Guardian, selama bertahun-tahun pendekatan Nikosia lebih pro-Palestina ketimbang pro-Israel.
Tetapi memburuknya hubungan Israel dan Turki, serta penemuan cadangan gas di lepas pantai Israel telah membuka jalan bagi aliansi energi, dan hubungan yang lebih erat antara Siprus dan Israel.
Baca Juga: Kerja Sama Pertahanan Putin dan Kim Jong-Un Buat Korsel Tegang, Seoul Siap Kirim Senjata ke Ukraina
Siprus dan Israel pun mulai saling berbagi informasi intelijen dan semakin akrab di bidang militer.
Dua tahun lalu militer Israel (IDF) menggunakan Siprus sebagai panggung simulasi permainan perang untuk pertempuran di Lebanon.
Latihan militer itu dilaporkan melibatkan tentara Israel dalam jumlah besar, bahkan disebut yang terbesar yang pernah dikirim negara Zionis itu ke luar negeri.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : The Guardian