Pertama Kali, Putin Paparkan Syarat untuk Pembicaraan Damai dengan Ukraina
Kompas dunia | 14 Juni 2024, 22:12 WIBPutin mengisyaratkan dia tidak menganggap Volodymyr Zelenskyy sebagai presiden sah Ukraina setelah masa jabatannya berakhir pada 20 Mei, dan mengidentifikasi parlemen negara tersebut, Verkhovna Rada, sebagai satu-satunya otoritas yang sah.
Putin bersikeras Kiev harus menarik diri dari keempat wilayah yang dianeksasi sepenuhnya dan pada dasarnya menyerahkannya kepada Moskow dalam batas administratif mereka.
Putin mengatakan jika “Kiev dan ibu kota Barat” menolak tawarannya, “itu adalah urusan mereka, tanggung jawab politik dan moral mereka untuk melanjutkan pertumpahan darah.”
Selama perang, Kremlin berulang kali menyatakan kesiapannya untuk pembicaraan damai dengan Kiev dan menyalahkan Barat atas upayanya yang gagal untuk mengakhiri konflik.
Putin juga mengklaim pasukannya tidak pernah berniat menyerbu ibu kota Ukraina, Kiev, meskipun mereka mendekati kota tersebut. “Pada dasarnya, itu tidak lain adalah operasi untuk memaksa rezim Ukraina berdamai. Pasukan ada di sana untuk mendorong pihak Ukraina bernegosiasi, untuk mencoba dan menemukan solusi yang dapat diterima,” katanya.
Rusia melancarkan perang pada 24 Februari 2022. Karena perang ini, Ukraina menyatakan darurat militer yang tidak mengizinkan pemilihan presiden diadakan.
Sebelum perang dimulai, harapan Ukraina untuk bergabung dengan NATO dianggap jauh, meskipun semakin serius seiring dengan konflik.
Pengumuman Putin datang sehari setelah negara-negara G7 mengumumkan paket pinjaman baru sebesar 50 miliar dolar AS (sekitar Rp750 triliun) untuk Ukraina dan Washington serta Kiev menandatangani kesepakatan keamanan selama 10 tahun, yang bertujuan untuk menegaskan bahwa dukungan Barat untuk negara yang terkepung tersebut akan terus berlanjut tanpa batas waktu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Anadolu / Associated Press