Hamas Minta Jaminan Tertulis AS dalam Rencana Gencatan Senjata Gaza, AS Masih Bungkam
Kompas dunia | 13 Juni 2024, 06:15 WIBMenteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Rabu (12/6) mengatakan Hamas telah mengusulkan banyak perubahan pada proposal gencatan senjata, beberapa di antaranya tidak dapat dijalankan.
Sebelumnya, seorang pejabat Israel yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan Hamas telah mengubah semua parameter utama dan paling penting, menggambarkan tanggapan kelompok tersebut sebagai penolakan terhadap proposal Biden untuk pelepasan sandera.
Seorang pejabat non-Israel yang diberi penjelasan tentang masalah ini, yang juga menolak untuk diidentifikasi mengatakan, Hamas dalam tanggapannya mengusulkan jadwal baru untuk gencatan senjata permanen dengan Israel dan penarikan pasukan Israel dari Gaza, termasuk Rafah.
Namun, pejabat senior Hamas Osama Hamdan membantah kelompok tersebut mengajukan ide-ide baru, menuduh AS ikut serta dengan Israel untuk menghindari komitmen pada cetak biru untuk gencatan senjata permanen. Hamas menggambarkan tanggapannya sebagai positif dan membuka jalur lebar menuju kesepakatan.
Baca Juga: Hamas Respons Keberatan Israel atas Proposal Perdamaian Biden: Tel Aviv Tak Dukung Perang Berakhir
Seperti diketahui, lebih dari 37.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza, menurut pejabat kesehatan di wilayah pantai yang dikuasai Hamas. Perang dimulai ketika militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, dengan Israel mengklaim serangan itu menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 250 orang lainnya, menurut hitungan Israel.
Para negosiator dari AS, Mesir, dan Qatar telah berusaha selama berbulan-bulan untuk menengahi gencatan senjata dan membebaskan para sandera, lebih dari 100 di antaranya diyakini masih disandera di Gaza.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Straits Times