> >

AS Desak Hamas Terima Proposal Gencatan Senjata, padahal Netanyahu yang Menolak Berulang Kali

Kompas dunia | 12 Juni 2024, 06:45 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken berbicara di hadapan wartawan di Tel Aviv, Israel, Selasa (11/6/2024). Dia mendesak Hamas untuk menerima proposal gencatan senjata dan pembebasan tawanan. (Sumber: AP Photo)

Baca Juga: Menlu AS Klaim Netanyahu Setuju Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Dilansir BBC, Netanyahu mengatakan negosiasi dengan Hamas "tidak menuju ke mana-mana" dan menyebut syarat gencatan senjata yang diajukan sebagai "aneh."

Usulan gencatan senjata Hamas tersebut meliputi penghentian pertempuran selama 45 hari yang diikuti dengan pertukaran tahanan, penarikan pasukan Israel, dan dimulainya pembangunan kembali rumah sakit dan kamp pengungsi.

Pada Senin (10/6/2024), seusai Dewan Keamanan PBB menyetujui usulan gencatan senjata yang didukung AS, perwakilan Israel di PBB menyatakan akan meneruskan operasi militer di Gaza dan menolak terlibat negosiasi dengan Hamas.

Dilansir CNN, perwakilan Israel, Reut Shapir Ben-Naftaly, mengatakan dalam pertemuan di Dewan Keamanan bahwa negaranya ingin "memastikan Gaza tidak menimbulkan ancaman terhadap Israel di masa depan."

Dia mengatakan perang tidak akan berakhir hingga seluruh tawanan dipulangkan dan Hamas "dibongkar" serta menuding Hamas menggunakan "negosiasi tanpa akhir... sebagai alat untuk mengulur waktu."

Pada November tahun lalu, Hamas menawarkan pembebasan 50 tawanan Israel sebagai imbalan atas gencatan senjata 5 hari. Namun, The New York Times melaporkan, tawaran tersebut ditolak Israel.

Dewan Keamanan PBB, Senin (10/6/2024), dengan suara bulat menyetujui proposal gencatan senjata yang didukung Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dengan 14 dari 15 anggota memberikan suara mendukung dan Rusia abstain. (Sumber: AP Photo)

Usulan gencatan senjata terbaru diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden akhir bulan lalu. Proposal tersebut menyerukan rencana tiga tahap di mana Hamas akan membebaskan sisa tahanan Israel yang ditahan di Gaza sebagai imbalan atas gencatan senjata yang langgeng dan penarikan pasukan Israel.

Sementara Hamas menuntut di antaranya gencatan senjata permanen, pembebasan tahanan Palestina yang jumlahnya ribuan di Israel, dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza sepenuhnya.

Hamas disebut masih menahan sekitar 120 tahanan Israel, sepertiganya diyakini sudah meninggal di tengah bombardir Israel ke Gaza.

Sementara ada ribuan warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, yang ditahan Israel bahkan sebelum 7 Oktober 2023. Banyak dari mereka yang ditahan tanpa dakwaan.

Biden mengajukan usulan gencatan senjata sebagai proposal Israel dan mendesak Hamas untuk menerimanya.

Namun Netanyahu secara terbuka membantah aspek kunci dari proposal tersebut, dengan mengatakan Israel tidak akan mengakhiri perang tanpa menghancurkan Hamas dan mengembalikan semua tahanan Israel yang ditahan di Gaza.

Hamas belum secara resmi menanggapi proposal tersebut. Juru bicara Hamas, Jihad Taha, Selasa (11/6/2024), mengatakan "upaya terus dilakukan untuk mempelajari dan mengklarifikasi beberapa hal untuk memastikan pelaksanaannya oleh pihak Israel."

Dia mengatakan Israel "menunda dan menunda serta menciptakan hambatan dengan tujuan melanjutkan agresi."

Pada Senin, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menyetujui proposal tersebut, dengan 14 dari 15 anggota memberikan suara mendukung dan Rusia abstain.

Resolusi tersebut menyerukan Israel dan Hamas "untuk sepenuhnya melaksanakan ketentuan-ketentuannya tanpa penundaan dan tanpa syarat."

Hamas pada Selasa mengatakan salah satu komandannya di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel, tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel.

Sementara Israel mengatakan empat tentaranya tewas dalam ledakan di Rafah di Jalur Gaza.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : KOMPAS TV, Associated Press


TERBARU