> >

Singapore Airlines Berikan Kompensasi Uang kepada Korban Turbulensi SQ321, Berapa Nilainya?

Kompas dunia | 11 Juni 2024, 15:50 WIB
Pesawat Boeing 777-300ER Singapore Airlines penerbangan SQ321 yang berangkat dari Bandara Heathrow, Inggris, menuju Singapura, terlihat di landasan setelah melakukan pendaratan darurat karena mengalami turbulensi parah, di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand, Selasa, 21 Mei 2024. Satu orang meninggal dalam peristiwa tersebut. (Sumber: AP Photo)

SINGAPURA, KOMPAS.TV - Singapore Airlines (SIA) memberikan kompensasi uang kepada penumpang yang cedera atau menjadi korban turbulensi ekstrem yang dialami penerbangan SQ321 yang berangkat dari London, Inggris, menuju Singapura pada 20 Mei 2024. 

Dalam insiden tersebut, satu penumpang asal Inggris meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Dilansir Al Jazeera, Selasa (11/6/2024), penumpang yang mengalami cedera ringan mendapat tawaran kompensasi sebesar 10.000 dolar AS atau senilai sekitar Rp163 juta. 

Sementara bagi penumpang yang mengalami cedera lebih serius, pihak maskapai mengundang mereka untuk berdiskusi mengenai tawaran kompensasi sesuai dengan kondisi masing-masing. 

Penumpang yang membutuhkan perawatan medis jangka panjang itu ditawari pembayaran awal sebesar 25.000 dolar AS atau sekitar Rp407 juta untuk kebutuhan mendesak.

Tim penyelamat berdiskusi setelah penerbangan Singapore Airlines rute London-Singapura, dialihkan ke Bangkok akibat turbulensi hebat, di Bangkok, Thailand, Selasa, 21 Mei 2024. (Sumber: AP Photo)

Lebih dari itu, semua penumpang, termasuk yang tidak mengalami cedera, akan menerima pengembalian penuh uang tiket dan kompensasi keterlambatan sesuai dengan peraturan Uni Eropa dan Inggris.

Baca Juga: Pilot Senior Sebut Turbulensi Ekstrem Singapore Airlines Kemungkinan Clear Air Turbulence, Apa Itu?

“Singapore Airlines (SIA) dengan tulus meminta maaf kepada semua penumpang atas pengalaman traumatis di penerbangan SQ321 pada 20 Mei 2024. Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan dan bantuan penuh selama masa ini,” ujar pihak maskapai dalam pernyataan resminya.

Seperti yang diketahui, insiden tersebut terjadi ketika penerbangan SQ321 mengalami turbulensi parah di atas wilayah udara Myanmar pada 20 Mei lalu.

Karena insiden itu, seorang pria asal Inggris berusia 73 tahun, meninggal dunia diduga akibat serangan jantung. Puluhan penumpang lainnya terluka dalam kejadian itu. 

Geoff Kitchen, penumpang Singapore Airlines yang tewas dalam insiden turbulensi pada 20 Mei 2024, dilaporkan akan berlibur ke Indonesia. (Sumber: Facebook Geoff Kitchen/NY Post)

Akibat turbulensi tersebut, pesawat terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bangkok, Thailand.

Kementerian Transportasi Singapura melaporkan bahwa hasil penyelidikan awal menunjukkan penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman terluka setelah terlempar akibat perubahan gravitasi yang cepat dan penurunan ketinggian sebesar 54 meter. 

Baca Juga: Turbulensi Parah Singapore Airlines, Puluhan Penumpang Cedera Tulang Belakang

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Al Jazeera


TERBARU