Kremlin Sebut AS Memeras China dengan Ancaman Sanksi atas Ekspor ke Rusia
Kompas dunia | 6 Juni 2024, 07:06 WIBST PETERSBURG, KOMPAS.TV - Kremlin hari Rabu, 5 Juni 2024, menyatakan Amerika Serikat melakukan pemerasan terhadap China atas pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen bahwa Washington tidak akan mentolerir peningkatan ekspor barang multiguna China ke Rusia dan akan merespons dengan sanksi.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan nada Washington sama sekali tidak dapat diterima dan Moskow berdiri dalam solidaritas dengan Beijing.
"Kami sangat sadar bahwa rekan-rekan kami di China tidak bisa menerima bahasa seperti itu, tidak bisa menerima pesan dan ancaman seperti itu, tidak menerima pemerasan seperti itu," kata Peskov kepada wartawan.
Amerika Serikat mengatakan dengan menyediakan barang-barang multiguna, yang memiliki aplikasi sipil dan militer, China mendukung upaya perang Rusia di Ukraina.
"China adalah pemasok utama mesin, mikroelektronika, nitroselulosa, yang penting untuk pembuatan amunisi dan bahan bakar roket, serta barang-barang dual-use lainnya yang digunakan Moskow untuk meningkatkan basis industri pertahanannya," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken selama kunjungan ke Beijing bulan April lalu.
Baca Juga: Rusia Murka Ukraina Diizinkan Menyerang dengan Senjata Barat: NATO Sengaja Memanaskan Eskalasi
Yellen hari Selasa mengatakan Departemen Keuangan AS telah melihat peningkatan ekspor barang dual-use dari China dan sangat prihatin tentang hal itu.
"Saya telah sangat jelas pada tingkat tertinggi pemerintahan China bahwa ini adalah sesuatu yang tidak akan kami tolerir, dan kami berniat untuk menjatuhkan sanksi atas aktivitas ini," kata Yellen.
Peskov mengatakan kekuatan ekonomi China di dunia sedemikian rupa sehingga "bahkan Amerika Serikat hampir tidak dapat berbicara dengan nada seperti itu. Mungkin tidak semua pemimpin Amerika Serikat memahami hal ini saat ini, tetapi seiring waktu mereka akan memahaminya," kata Peskov.
"Kami tahu pasti China tidak menyukai hal ini, dan kami berdiri dalam solidaritas dan menganggap nada seperti itu, ancaman seperti itu tidak pantas," katanya.
Rusia dan China meningkatkan perdagangan bilateral secara tajam sejak dimulainya perang Ukraina karena perdagangan Rusia dengan Barat telah dihancurkan oleh gelombang sanksi. Perdagangan dua arah mencapai $240,1 miliar pada 2023, naik 26% dari tahun sebelumnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Straits Times