Biden: Ada Alasan untuk Berpikir Netanyahu Perpanjang Perang Gaza demi Kepentingan Politik
Kompas dunia | 5 Juni 2024, 07:52 WIBBaca Juga: Netanyahu Tidak Mau Stop Serangan ke Gaza, Sebut Usulan Gencatan Senjata Biden Tidak Akurat
Hubungan Biden dengan Netanyahu telah menjadi tegang sejak Israel masuk ke Gaza setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober. Presiden menghadapi oposisi yang semakin meningkat dari sayap kiri Partai Demokrat atas kebijakan AS terhadap Israel dalam upayanya membantu sekutu dekatnya.
Ketika ditanya oleh Time apakah pasukan Israel telah melakukan kejahatan perang di Gaza, Biden menjawab, “Jawabannya adalah itu tidak pasti dan telah diselidiki oleh Israel sendiri. ICC adalah sesuatu yang kami tidak, kami tidak mengakui," tambahnya, merujuk pada Pengadilan Kriminal Internasional, yang kepala jaksa penuntutnya bulan lalu mencari surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel, termasuk Netanyahu, atas dugaan kejahatan perang. "Tetapi satu hal yang pasti, orang-orang di Gaza, Palestina, sangat menderita, kekurangan makanan, air, obat-obatan, dll. Dan banyak orang tak berdosa telah terbunuh.”
Jumlah kematian warga Palestina akibat serangan Israel yang tanpa henti terhadap Gaza sejak Oktober tahun lalu telah mencapai 36.550, demikian yang diumumkan Kementerian Kesehatan di enklave yang terkepung pada hari Selasa.
Setidaknya 82.959 orang juga telah terluka dalam serangan tersebut, tambah kementerian dalam sebuah pernyataan, “Pasukan Israel membunuh 71 orang, dan melukai 182 lainnya dalam tujuh ‘pembantaian’ terhadap keluarga dalam 24 jam terakhir,” kata kementerian itu.
“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan karena penyelamat tidak dapat mencapai mereka,” ujarnya.
Israel terus melancarkan serangan brutalnya terhadap Gaza sejak 7 Oktober 2023 menyusul serangan Hamas meskipun resolusi Dewan Keamanan PBB menuntut gencatan senjata segera di enklave itu.
Hampir delapan bulan sejak perang Israel dimulai, sebagian besar Gaza hancur berantakan di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Mahkamah Internasional (ICJ) telah memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diinvasi pada 6 Mei, setelah menimbang tudingan terhadap Israel yang melakukan genosida.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : NBC / Anadolu