> >

Ikuti Langkah AS, Berlin Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Bantuan Jerman untuk Serang Wilayah Rusia

Kompas dunia | 31 Mei 2024, 20:42 WIB
Tank tempur Jerman, Leopard 2A6 di Lithuania, Senin (26/3/2023). Pada Jumat (31/5/2024), pemerintah Jerman memperbolehkan Ukraina menggunakan senjata yang disediakannya, untuk menyerang wilayah Rusia. (Sumber: AP Photo/Mindaugas Kulbis)

KIEV, KOMPAS.TV - Pemerintah Jerman memperbolehkan Ukraina menggunakan senjata yang disediakannya, untuk menyerang wilayah Rusia.

Pernyataan itu disampaikan pada Jumat (31/5/2024) atau sehari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan lampu hijau kepada Kiev untuk menyerang wilayah Rusia dengan menggunakan senjata bantuan AS untuk menangkis serangan Rusia ke Kharkiv.

Jerman mencatat, dalam beberapa minggu terakhir, Rusia telah mempersiapkan, mengkoordinasikan, dan melaksanakan serangan di wilayah timur laut Kharkiv, Ukraina, dari daerah-daerah di perbatasan Rusia.

“Kami bersama-sama yakin bahwa Ukraina punya hak berdasarkan hukum internasional untuk membela diri dari serangan ini,” kata pemerintah Jerman dalam sebuah pernyataan.

“Karena itu, mereka juga dapat menggunakan senjata yang disediakan untuk tujuan itu sesuai dengan komitmen hukum internasional mereka, termasuk yang disuplai oleh kami."

Serangan Rusia bulan ini di wilayah timur laut Kharkiv, termasuk serangan bom udara di toko besar bahan bangunan yang menewaskan 18 orang pada 25 Mei, memaksa evakuasi ribuan orang dan membuat pasukan Ukraina yang kekurangan tenaga, semakin kewalahan.

Ini tampaknya mendorong perubahan kebijakan di antara para pemimpin Barat.

Tentara Rusia yang lebih besar dan lebih lengkap memanfaatkan kekurangan pasukan dan amunisi Ukraina setelah penundaan bantuan militer dari AS.

Produksi militer Eropa Barat yang tidak memadai juga memperlambat pengiriman bantuan militer yang penting ke Ukraina.

Baca Juga: Presiden Prancis Desak Sekutunya Izinkan Ukraina Serang Wilayah Rusia dengan Senjata Barat

Keputusan Biden memungkinkan senjata yang disuplai AS digunakan untuk “serangan balasan atas serangan ke wilayah Kharkiv, sehingga Ukraina dapat menyerang balik pasukan Rusia yang menyerang mereka atau bersiap menyerang,” kata seorang pejabat Washington kepada The Associated Press.

Namun, para pejabat yang meminta namanya tidak dipublikasikan karena mereka tidak berwenang untuk membahas masalah sensitif ini menekankan, kebijakan AS tidak berubah.

AS tetap mewajibkan Ukraina tidak menggunakan sistem rudal taktis (ATACMS) atau rudal jarak jauh dan amunisi lain yang disediakannya untuk menyerang secara ofensif di dalam wilayah Rusia.

Pengumuman Jerman datang beberapa jam setelah rudal balistik Rusia menghantam blok apartemen di Kharkiv dan menewaskan setidaknya empat orang dalam serangan malam.

Baca Juga: Biden Izinkan Ukraina Gunakan Senjata AS untuk Serang Wilayah Rusia, Perang Dunia di Depan Mata?

Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) AS. (Sumber: AP Photo / US Army)

Angkatan Udara Ukraina mengatakan Rusia meluncurkan lima rudal balistik S-300/S-400 ke Kharkiv semalam.

Gubernur Oleh Syniehubov mengatakan salah satunya menghantam bangunan tempat tinggal sekitar tengah malam dan diikuti oleh rudal lain 25 menit kemudian yang menghantam petugas penyelamat. Kata dia, setidaknya 25 orang terluka.

Pejabat Ukraina sebelumnya menuduh Rusia menargetkan pekerja penyelamat dengan menghantam bangunan tempat tinggal dengan dua rudal berturut-turut, yang pertama untuk menarik kru darurat ke lokasi dan yang kedua untuk melukai atau membunuh mereka.

Taktik ini disebut double tap dalam jargon militer. Rusia disebut menggunakan metode yang sama dalam perang sipil Suriah.

Pejabat Ukraine mengatakan selain Kharkiv, pasukan Rusia terus menekan di wilayah Donetsk yang lebih jauh ke selatan dan sedang mengumpulkan kekuatan untuk serangan yang diharapkan di wilayah Sumy yang lebih utara.

Baca Juga: Ukraina Ngambek gegara 100 Tank Bantuan Denmark, Jerman, dan Belanda Tak Bisa Digunakan

Pembatasan penggunaan senjata Barat sampai sekarang membuat frustrasi pejabat Ukraina karena militer tidak dapat memerintahkan serangan terhadap pasukan Rusia yang berkumpul di dalam wilayah Rusia.

Sementara kota Kharkiv hanya berjarak 20 kilometer dari Rusia, atau pangkalan Rusia yang digunakan untuk meluncurkan serangan rudal.

Pertanyaan apakah Ukraina boleh menyerang target di wilayah Rusia dengan persenjataan yang disuplai Barat telah menjadi isu sensitif sejak Moskow melancarkan serangan skala penuh pada 24 Februari 2022.

Para pemimpin Barat ragu mengambil langkah tersebut karena berisiko memprovokasi Presiden Rusia Vladimir Putin, yang telah berulang kali memperingatkan bahwa keterlibatan langsung Barat dapat menempatkan dunia di jalur konflik nuklir.

Namun karena Rusia baru-baru ini mendapatkan angin di beberapa bagian garis depan sepanjang 1.000 kilometer, beberapa pemimpin Barat mendorong perubahan kebijakan yang memungkinkan Kiev menyerang pangkalan militer di dalam wilayah Rusia dengan senjata canggih jarak jauh yang disediakan oleh mitra Baratnya.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU