> >

Erdogan: Zionisme Terbongkar, Tak Ada Negara yang Aman Kecuali Israel Patuhi Hukum Internasional

Kompas dunia | 29 Mei 2024, 20:05 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari Rabu, 29/5/2024, murka dan mengatakan tidak ada negara yang aman kecuali Israel mematuhi hukum internasional. (Sumber: Anadolu)

ISTANBUL, KOMPAS TV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari Rabu, 29/5/2024, murka dan mengatakan tidak ada negara yang aman kecuali Israel mematuhi hukum internasional.

Erdogan merujuk pada tindakan Israel di Jalur Gaza yang telah berlangsung lebih dari tujuh bulan meskipun ada keputusan dan resolusi yang menentangnya.

"Tidak ada negara yang aman kecuali Israel mematuhi hukum internasional dan menganggap dirinya terikat olehnya," kata Recep Tayyip Erdogan dalam pidato di parlemen Turki.

"Israel tanpa hukum adalah ancaman bukan hanya bagi Palestina atau Gaza, tetapi juga bagi perdamaian dunia dan kemanusiaan secara keseluruhan," ucap Erdogan, mengecam serangan Israel hari Minggu di kamp pengungsi di Rafah, Gaza selatan, yang menewaskan setidaknya 45 orang dan memicu kebakaran yang menyebar cepat melalui tenda dan tempat tinggal darurat.

Erdogan mengkritik ketidakmampuan sistem internasional, termasuk badan-badan seperti PBB, untuk menghentikan kekejaman yang terjadi di Gaza, di mana lebih dari 36.000 warga Palestina terbunuh dan menyebabkan kehancuran luas, pengungsian, dan kondisi kelaparan.

"Apa gunanya PBB jika tidak bisa menghentikan genosida yang disiarkan langsung di abad ke-21 ini," tanyanya. "PBB tidak bisa melindungi personelnya sendiri atau pekerja bantuan, lah apalagi menghentikan genosida. Tidak hanya kemanusiaan yang mati di Gaza, tetapi juga PBB dan semangatnya," kata Erdogan.

Mencela Barat atas dugaan keterlibatannya dalam perang Israel di Gaza, pemimpin Turki tersebut berkata: "Tidak ada itu keyakinan yang menganggap bahwa membakar warga sipil tak bersalah sampai mati di tenda mereka adalah sah. Dunia menyaksikan kebiadaban vampir yang dikenal sebagai Netanyahu secara langsung."

"Negara Amerika, tanganmu juga berlumuran darah; para kepala negara dan pemerintahan Eropa, kalian telah menjadi pelaku kebiadaban Israel karena tetap diam," ujarnya.

Baca Juga: Israel Ternyata Gunakan Bom Pintar Buatan AS untuk Ledakkan Kamp Pengungsi di Rafah

Warga Palestina melihat kehancuran pasca serangan Israel yang menyebabkan para pengungsi tinggal di Rafah, Jalur Gaza, Senin, 27 Mei 2024. Petugas kesehatan Palestina mengatakan serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 40 orang (Sumber: AP Photo)

Erdogan mengatakan nilai-nilai seperti "demokrasi, hak asasi manusia, kebebasan berbicara dan pers, hak-hak perempuan dan anak-anak" telah mati karena "kematian kemanusiaan" di Gaza.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu


TERBARU