> >

AS Kutuk Hilangnya Nyawa Warga Sipil di Rafah, Namun Sebut Kebijakan untuk Israel Tidak Berubah

Kompas dunia | 29 Mei 2024, 15:20 WIB
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby berbicara dalam pengarahan harian di Gedung Putih di Washington, Selasa, 28 Mei 2024. (Sumber: AP Photo)

Juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller, mengatakan kepada wartawan bahwa serangan Israel di Rafah yang sudah berlangsung berminggu-minggu masih dalam skala yang "jauh berbeda" dari serangan yang dilakukan pasukan Israel di kota-kota lain di Gaza selama tujuh bulan perang melawan Hamas. AS mendesak Israel untuk tidak mengulangi serangan sebelumnya di Rafah, mengingat warga sipil yang rentan berkumpul di sana.

Miller mengatakan dia tidak punya pengetahuan langsung tentang laporan saksi mata di lapangan pada hari Selasa bahwa tank-tank Israel telah memasuki pusat Gaza, dan mencatat Israel telah menyangkal tanggung jawab atas serangan baru di luar Rafah pada hari Selasa yang menurut pejabat kesehatan Gaza menewaskan lebih dari 20 orang.

Ditanya apakah serangan tersebut akan menghasilkan perubahan kebijakan AS, Kirby menjawab, "Saya tidak memiliki perubahan kebijakan untuk dibicarakan."

Wakil juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, mengatakan dia tidak tahu apakah senjata yang digunakan dalam serangan mematikan pada hari Minggu adalah senjata yang disediakan oleh AS, "Saya tidak tahu jenis amunisi apa yang digunakan dalam serangan udara itu," kata Singh. "Saya harus merujuk Anda kepada pihak Israel untuk berbicara tentang hal itu."

Israel telah mengatakan mereka menggunakan amunisi presisi berdiameter kecil dalam serangan itu dan menyarankan bahwa ledakan sekunder menyebabkan jumlah kematian warga sipil. Singh mengatakan AS belum menghentikan pengiriman ke Israel setelah serangan tersebut. "Bantuan keamanan terus mengalir," kata Singh.

Namun, Kirby mengatakan insiden tersebut mencerminkan tantangan dalam melakukan operasi militer di daerah padat penduduk seperti Rafah, sebuah kekhawatiran yang telah berulang kali disampaikan oleh Biden dan penasihat utamanya kepada pihak Israel.

"Akan ada investigasi. Mereka sudah mengatakan itu adalah kesalahan tragis," ucapnya. "Mereka sedang menyelidikinya. Mereka telah mampu menyelidiki sendiri dan menindak orang-orang di masa lalu. Kita akan lihat apa yang mereka lakukan di sini."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU