Rusia akan Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kecil di Uzbekistan
Kompas dunia | 28 Mei 2024, 05:45 WIBMOSKOW, KOMPAS TV - Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev mengadakan pembicaraan pada Senin (27/5/2024) dan menandatangani sejumlah kesepakatan untuk memperdalam hubungan bilateral, termasuk kesepakatan di mana Moskow akan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir kecil di Uzbekistan.
Mirziyoyev menyambut proyek ini sangat penting dalam pernyataannya yang disampaikan melalui layanan pers setelah pembicaraan.
Presiden Uzbekistan menekankan mereka punya cadangan uranium yang besar. Putin berjanji melakukan segalanya agar dapat bekerja efektif di pasar energi nuklir Uzbekistan.
Jika kesepakatan ini dilaksanakan, pembangkit listrik tersebut akan menjadi yang pertama di Asia Tengah, sehingga meningkatkan pengaruh Rusia di kawasan tersebut.
Putin juga berjanji untuk meningkatkan pengiriman gas ke Uzbekistan.
Baca Juga: Saat Putin Ungkap Masa Jabatan Zelenskyy di Ukraina Habis: dengan Siapa Moskow harus Bernegosiasi?
Pembicaraan antara Putin dan Mirziyoyev berlangsung di ibu kota Uzbekistan, Tashkent, tempat Putin tiba sehari sebelumnya Minggu (26/5) dalam kunjungan luar negeri ketiganya sejak dilantik untuk masa jabatan presiden kelima awal bulan ini.
Kunjungan pertama Putin adalah ke China, di mana ia menyampaikan apresiasi atas usulan China untuk mengadakan pembicaraan guna mengakhiri konflik di Ukraina. Setelah itu, ia mengunjungi Belarus di mana Rusia telah menempatkan senjata nuklir taktis.
Kunjungan-kunjungan ini mencerminkan upaya Kremlin untuk mendapatkan dukungan di tengah ketegangan yang terus berlanjut dengan Barat terkait konflik di Ukraina.
Putin meletakkan karangan bunga di monumen kemerdekaan Uzbekistan di Tashkent dan mengadakan pembicaraan informal dengan Mirziyoyev, menurut Kremlin, yang berlangsung pada hari Senin dan menghasilkan kesepakatan tersebut.
Sebelum perjalanan ke Uzbekistan, Putin dan Mirziyoyev membahas berbagai isu kerja sama bilateral, termasuk hubungan perdagangan dan ekonomi, kata Kremlin.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press