Spanyol Tuntut Israel Patuhi Perintah ICJ Hentikan Serangan di Rafah, Korban Tewas 36.000 Orang
Kompas dunia | 26 Mei 2024, 00:45 WIBOVIEDO, KOMPAS TV - Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares, Sabtu (25/5/2024), memperingatkan Israel bahwa keputusan Mahkamah Internasional ICJ yang memerintahkan Israel untuk “segera menghentikan serangan militernya di Rafah” harus dipatuhi.
"Langkah sementara dari ICJ, termasuk penghentian serangan Israel di Rafah, bersifat wajib," kata Jose Manuel Albares di X. “Kami menuntut pelaksanaannya,” tambahnya.
Pada Jumat, Mahkamah Internasional yang merupakan pengadilan tertinggi PBB memutuskan langkah-langkah sementara yang diminta oleh Afrika Selatan dalam kasus genosida yang sedang berlangsung terhadap Israel, memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya di Rafah serta menjaga perbatasan Rafah tetap terbuka untuk akses tanpa hambatan ke layanan dasar dan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Dalam pernyataannya pada hari Sabtu, Albares menambahkan Spanyol juga menuntut gencatan senjata, pembebasan sandera, dan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza. “Penderitaan rakyat Gaza dan kekerasan harus diakhiri,” tegasnya.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Spanyol dan Israel. Ketegangan dalam hubungan bilateral meningkat minggu ini, ketika Spanyol, bersama dengan Irlandia dan Norwegia, mengumumkan mereka akan secara resmi mengakui kenegaraan Palestina dalam beberapa hari mendatang.
Sebagai tanggapan, pemerintah Israel memanggil kembali duta besarnya ke negara tersebut dan memanggil duta besar ketiga negara tersebut ke Israel.
Sebagai bagian dari teguran Israel terhadap duta besar negara-negara tersebut, pihak berwenang merekam para diplomat saat mereka dipaksa menonton rekaman kekerasan dari serangan 7 Oktober. Mereka kemudian menyiarkan video tersebut.
Hari Jumat, Albares mengecam Israel yang merekam duta besar tersebut, menambahkan bahwa pemerintah Irlandia dan Norwegia merasakan hal yang sama.
Baca Juga: Ini Sebenarnya Pengumuman Irlandia, Norwegia, dan Spanyol soal Negara Palestina, Menurut Media Barat
Kemudian, menanggapi Wakil Perdana Menteri Spanyol Yoland Diaz yang menggunakan slogan "Dari sungai ke laut, Palestina akan merdeka," Menlu Israel Israel Katz hari Jumat (24/5/2024) mengumumkan dia akan “memutuskan hubungan antara perwakilan Spanyol di Israel dan Palestina, serta melarang konsulat Spanyol di Yerusalem memberikan layanan kepada warga Palestina dari Tepi Barat.”
Pada hari Jumat, Albares mengatakan kepada penyiar RAC1 dia tidak yakin bagaimana Israel bisa memblokir layanan diplomatik Spanyol kepada warga Palestina dan perlu menganalisis situasi tersebut. Namun, dia menambahkan jika pernyataan Katz dianggap serius, Spanyol akan mengambil tindakan diplomatik sebagai tanggapan.
Setidaknya 35.903 warga Palestina tewas dalam serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejak Oktober lalu, kata Kementerian Kesehatan di wilayah yang diblokade tersebut, Sabtu (25/5/2024).
Sebuah pernyataan kementerian menambahkan bahwa 80.420 orang lainnya juga terluka dalam serangan tersebut. “Serangan Israel menewaskan 46 orang dan melukai 130 lainnya dalam 24 jam terakhir,” kata pernyataan tersebut.
“Banyak orang masih terperangkap di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan karena para penyelamat tidak bisa menjangkau mereka,” tambahnya.
Israel telah melancarkan serangan tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Lebih dari tujuh bulan dalam perang Israel, sebagian besar Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan “genosida” di Mahkamah Internasional, yang telah memerintahkan Tel Aviv untuk memastikan pasukannya tidak melakukan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Anadolu / WAFA