> >

Padamkan Kerusuhan, Prancis Luncurkan Operasi Besar di Kaledonia Baru

Kompas dunia | 20 Mei 2024, 04:28 WIB
Pasukan keamanan menaiki pesawat ke Kaledonia Baru di pangkalan militer Istres, Prancis selatan, Kamis, 16 Mei 2024. Pada Minggu, 19 Mei 2024, mereka menggunakan backhoe untuk menyingkirkan kendaraan yang hangus, berusaha menguasai kembali jalan raya menuju bandara internasional di Kaledonia Baru yang dilanda kekerasan, tempat masyarakat adat lama menginginkan kemerdekaan dari Prancis. (Sumber: AP Photo)

NOUMEA, KOMPAS TV - Prancis meluncurkan operasi besar dengan mengerahkan lebih dari 600 aparat di Kaledonia Baru, pada Minggu (19/5/2024).

Operasi ini bertujuan menekan kerusuhan warga lokal sebagai tanggapan atas pemberian hak suara kepada warga negara Prancis.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin di media sosial mengungkapkan, tujuan operasi ini adalah menegakkan ketertiban dan menguasai kembali jalan utama sepanjang 60 km antara ibu kota Kaledonia Baru, Noumea, dan bandara.

Menurut Komisi Tinggi Republik di Kaledonia Baru, hampir 60 blokade jalan berhasil dibuka dengan bantuan gendarmerie dan polisi nasional.

"Lebih dari 200 orang telah ditangkap dan 20 toko makanan dibuka kembali di wilayah tersebut," kata Darmanin.

Ia mengatakan, pemerintah Prancis tahu masih banyak blokade jalan yang harus dibersihkan dan telah memberikan perintah tegas kepada unit penegak hukum.

Setidaknya enam orang telah tewas dalam kerusuhan ini dan ratusan lainnya ditangkap sejak Senin.

Protes itu meletus setelah Majelis Nasional Prancis mengadopsi reformasi konstitusi tentang aturan pemungutan suara.

Reformasi ini akan memberikan hak suara kepada warga negara Prancis yang telah tinggal di pulau tersebut, setidaknya selama 10 tahun dalam pemilihan lokal.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mendeklarasikan keadaan darurat di kepulauan tersebut pada Rabu dan mengerahkan personel militer ke wilayah tersebut.

Dengan menggunakan kendaraan lapis baja dan buldoser untuk menyingkirkan barikade yang hangus, pasukan keamanan Prancis bekerja pada Minggu untuk mengambil alih kendali jalan raya menuju bandara internasional di Kaledonia Baru.

Bandara internasional ini ditutup karena kerusuhan mematikan yang melanda kepulauan Pasifik Prancis di mana penduduk asli telah lama mencari kemerdekaan dari Prancis.

Baca Juga: Kerusuhan Berdarah di Kaledonia Baru karena Perubahan Konstitusi, Prancis Malah Salahkan Azerbaijan

Menteri Dalam Negeri Prancis Gérald Darmanin, dalam postingan di platform media sosial mengatakan, operasi besar ini bertujuan untuk sepenuhnya menguasai kembali jalan raya RT1 antara ibu kota, Nouméa, dan bandara 60 kilometer di barat laut.

Dia mengatakan, lebih dari 600 gendarmerie dikerahkan. Jumlah ini menunjukkan kesulitan dalam membersihkan jalan dari puing-puing hangus dan barikade yang didirikan oleh demonstran pro-kemerdekaan dan penduduk yang berkumpul untuk melindungi rumah dan mata pencaharian mereka dari perusuh dan penjarah.

Komisi Tinggi Prancis mengatakan, 230 orang yang mereka gambarkan sebagai perusuh telah ditahan.

Baca Juga: Tentukan Merdeka dari Prancis atau Tidak, Kaledonia Baru Akan Lakoni Referendum Kedua

Jenderal Nicolas Matthéos, Kepala pasukan ketertiban umum gendarmerie di kepulauan itu mengatakan, beberapa barikade telah dipasangi perangkap gas dan diperkuat dengan barisan kendaraan.

Kerusuhan di Prancis meletus ketika legislatif di Paris memperdebatkan amandemen konstitusi Prancis untuk membuat perubahan pada daftar pemilih Kaledonia Baru.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Deni-Muliya

Sumber : Associated Press


TERBARU