> >

Israel Tolak Resolusi Majelis Umum PBB tentang Keanggotaan Palestina

Kompas dunia | 16 Mei 2024, 04:45 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam upacara bertajuk Hari Peringatan untuk Orang-Orang yang Gugur dalam Perang Israel dan Korban Terorisme di Yad LeBanim, Yerusalem, Minggu, 12 Mei 2024. (Sumber: Debbie Hill/Pool Photo via AP)

Baca Juga: Israel Ketar-ketir Mahkamah Internasional Akan Perintahkan Penghentian Serangan ke Rafah

Majelis Umum mengadopsi resolusi yang menetapkan bahwa Palestina memenuhi syarat untuk menjadi anggota sesuai dengan Pasal 4 Piagam PBB dan oleh karena itu, harus diterima menjadi anggota. Resolusi tersebut diadopsi melalui pemungutan suara dengan 143 suara mendukung, 9 suara menentang, dan 25 suara abstain. (Sumber: United Nations)

Netanyahu pada Rabu juga mengatakan bahwa tidak mungkin untuk mempersiapkan visi pasca-perang untuk Gaza sampai militer Israel mengalahkan Hamas.

Dia tampaknya menanggapi kritik yang mengatakan dia membiarkan Hamas berkumpul kembali dan menyia-nyiakan keuntungan militer Israel di Jalur Gaza dengan tidak membuat rencana untuk wilayah tersebut, begitu perang berakhir.

Netanyahu menghadapi kritik makin keras, baik di dalam negeri maupun dari Amerika Serikat, sekutu utama Israel, atas visi pascaperang untuk Gaza.

Baca Juga: 76 Tahun Nakba: Amnesty Serukan Hak Kembali Pengungsi Palestina ke Daerah Pendudukan

Dalam beberapa wawancara minggu ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pihaknya belum melihat rencana Israel mengenai tata kelola dan pembangunan kembali Gaza. Dia mengatakan AS ingin melihat rencana tersebut.

"Selama Hamas tetap utuh, pembicaraan tentang 'hari esok' akan tetap hanya menjadi pembicaraan, tanpa makna," kata Netanyahu. 

Dia mengatakan Israel akan mempertahankan kendali keamanan tanpa batas atas Jalur Gaza, di mana sekitar 2,3 juta warga Palestina terkurung akibat blokade Israel yang diberlakukan sejak 2007.

AS mengatakan tidak akan menerima jika Israel kembali menduduki Jalur Gaza.

Netanyahu dan pemerintah ekstrem kanan Israel menolak peran Otoritas Palestina di Gaza, dan mengatakan mereka tidak akan pernah memperbolehkan negara Palestina merdeka dan berdaulat.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Anadolu


TERBARU