Usai Kekeringan 3 Tahun, Afghanistan Diterpa Banjir akibat Musim Hujan Tak Biasa, 300 Tewas
Kompas dunia | 13 Mei 2024, 09:17 WIBKABUL, KOMPAS.TV - Program Pangan Dunia PBB (WFP) melaporkan bahwa banjir bandang yang menerjang Afghanistan belakangan ini telah menewaskan lebih dari 300 orang dan menyebabkan banyak orang hilang.
Wilayah utara Afghanistan diterjang banjir usai musim hujan dengan intensitas tidak biasa melanda daerah tersebut.
WFP melaporkan ribuan rumah penduduk juga hancur akibat banjir bandang. Kebanyakan korban jiwa dan kerusakan terparah dilaporkan terjadi di Provinsi Baghlan, utara Afghanistan.
Baca Juga: BMKG Beri Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sumbar, Waspada Banjir Bandang dan Longsor 13-20 Mei
Banjir bandang menyapu Provinsi Baghlan, utara Afghanistan pada pekan lalu dan mencapai puncaknya pada Jumat (10/5/2024). Organisasi Save the Children melaporkan sekitar 600.000 penduduk terdampak banjir, setengahnya adalah anak-anak.
"Kehidupan dan mata pencaharian disapu banjir. Banjir bandang merusak desa-desa, menghanyutkan rumah-rumah dan membunuh ternak," kata Direktur Save the Children untuk Afghanistan Arshad Malik dikutip Associated Press, Senin (13/5).
"Anak-anak kehilangan segalanya. Keluarga-keluarga yang masih terguncang dampak ekonomi dari kekeringan tiga tahun butuh bantuan mendesak."
Malik menyebut Afghanistan merupakan negara yang paling tidak siap dengan dampak perubahan iklim dan butuh bantuan komunitas internasional.
Save the Children sendiri telah mengirimkan klinik berjalan dan tim perlindungan anak ke daerah terdampak banjir di Afghanistan. Sedangkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengirimkan 7 ton obat-obatan dan perlengkapan kegawatdaruratan.
Sementara itu, Dana Anak PBB (UNICEF) melaporkan setidaknya 240 orang tewas akibat banjir di Afghanistan belakangan ini, 51 di antaranya adalah anak-anak.
Salah satu korban banjir, Mohammad mengaku istrinya dan dua anak laki-lakinya tewas akibat banjir ini. Mohammad juga kehilangan dua anak perempuan yang masih berusia 6 dan 11 tahun.
"Semuanya terjadi dengan tiba-tiba. Saya pulang, tetapi sudah tidak ada rumah yang berdiri. Saya melihat seluruh kampung telah tertutup air dan lumpur," kata Mohammad.
Mohammad menemukan jenazah istri dan kedua anak laki-lakinya pada Jumat (10/5) di dekat Puli Khumri, ibu kota Provinsi Baghlan. Namun, kedua putrinya belum ditemukan hingga berita ini diturunkan.
"Saya harap seseorang menemukan putri-putri saya dalam keadaan hidup. Dalam sekejap mata, saya kehilangan segalanya: keluarga, rumah, harta benda, tidak ada yang tersisa bagi saya," katanya.
Afghanistan juga diterjang banjir bandang akibat hujan deras pada April lalu. Banjir ini menewaskan 70 orang dan menghancurkan sekitar 2.000 rumah, tiga masjid, dan empat sekolah.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem di Afghanistan Sebabkan Banjir Bandang, 33 Orang Tewas dan Ratusan Rumah Rusak
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press