> >

Gelombang Panas Tewaskan 2 Orang di India, Sekolah dan Kampus Ditutup Sementara

Kompas dunia | 5 Mei 2024, 00:35 WIB
Seorang pria mandi di bawah keran air umum di dekat Sungai Gangga saat udara panas melanda Prayagraj, India, Kamis, 2 Mei 2024. (Sumber: AP Photo/Rajesh Kumar Singh)

Deputi Bidang BMKG Guswanto menegaskan, suhu panas yang terjadi di Indonesia pada awal Mei 2024, tidak berkaitan dengan gelombang panas di Asia.

Guswanto menjelaskan, suhu panas ini berkaitan dengan periode peralihan musim atau pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau.

Sebanyak 63,66 persen zona musim (ZOM) di Indonesia diprediksi akan memasuki periode musim kemarau pada Mei hingga Agustus 2024.

"Sebagian wilayah Indonesia mulai mengalami awal kemarau dan sebagian wilayah lainnya masih mengalami periode peralihan musim atau pancaroba, sehingga potensi fenomena suhu panas dan kondisi cerah di siang hari masih mendominasi cuaca secara umum di awal Mei 2024," kata Guswanto dalam siaran pers, Jumat (3/5/2024).

Selain itu, kata dia, suhu panas di Indonesia merupakan siklus tahunan yang terjadi akibat gerak semu matahari sehingga suhu panas ini tidak berkaitan dengan fenomena heat wave.

Menurut World Meteorological Organization (WMO), heat wave adalah fenomena kondisi udara panas yang terjadi selama lima hari atau lebih berturut-turut dengan suhu maksimum harian lebih tinggi 5 derajat celsius daripada suhu maksimum rata-rata. 

Baca Juga: Gelombang Panas Argentina Capai 40 Derajat Celsius, Terjadi Kekeringan Hinggga Pemadaman Listrik

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Xinhua


TERBARU