AS Desak Hamas Terima Proposal Gencatan Senjata dengan Israel
Kompas dunia | 2 Mei 2024, 21:10 WIBYERUSALEM, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mendesak kelompok perlawanan Palestina, Hamas, untuk segera menerima proposal gencatan senjata dengan Israel.
Blinken mengatakan pada Rabu (1/5/2024), Israel telah membuat kompromi “sangat penting” dalam upaya gencatan senjata dan sekarang bergantung pada Hamas untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut.
Sebelumnya Hamas menuntut gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari wilayah Gaza di mana sekitar 2,3 juta warga Palestina terjebak akibat blokade Israel sejak 2007.
Blinken mengatakan hal itu setelah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada kunjungannya yang ketujuh ke wilayah tersebut sejak perang antara Israel dan Hamas meletus Oktober lalu.
“Kesepakatan penyanderaan yang disepakati akan menghasilkan gencatan senjata segera, memulangkan para sandera, meringankan penderitaan rakyat Palestina di Gaza, dan juga memberi kita sesuatu untuk dibangun di masa depan guna mencapai perdamaian dan keamanan yang tahan lama,” kata Blinken, dikutip dari Associated Press.
Diplomat tertinggi AS itu menyebut Israel telah menunjukkan “keinginan dan kesediaannya untuk mewujudkan perjanjian ini" dan sekarang keputusan berada di tangan Hamas.
“Hamas harus memutuskan apakah mereka akan menerima kesepakatan ini dan benar-benar memajukan situasi bagi orang-orang yang mereka pedulikan di Gaza. Tidak ada waktu untuk menunda. Tidak ada waktu untuk tawar-menawar lebih lanjut. Kesepakatannya ada di sana. Mereka harus menerimanya,” ucapnya.
Blinken menambahkan, kesepakatan gencatan senjata itu juga akan memungkinkan makanan, obat-obatan dan air yang sangat dibutuhkan, untuk masuk ke Gaza.
Baca Juga: Hamas Pertimbangkan Kesepakatan Pertukaran Tahanan dan Gencatan Senjata dengan Israel
Hamas mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan rencana gencatan senjata selama 40 hari dan pertukaran tahanan.
Dilansir Al Jazeera, Kamis (2/5/2024), Hamas mengatakan delegasinya akan ke Mesir "secepat mungkin" untuk menyelesaikan perundingan yang bertujuan untuk mematangkan kesepakatan yang akan "memenuhi tuntutan rakyat kami dan menghentikan agresi (Israel) ini."
"Kepala gerakan Hamas, Mujahid Ismail Haniyeh, telah menelepon Menteri Intelijen Mesir Mayor Jenderal Abbas Kamel, mengenai negosiasi untuk menghentikan agresi terhadap rakyat kami," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
"Kepala dari pergerakan (Hamas) menghargai peran Mesir dan menekankan semangat positif pergerakan dalam mempelajari proposal gencatan senjata."
Israel Ngotot Serang Rafah
Meski ada pembicaraan gencatan senjata, namun rencana Israel untuk menyerbu Rafah masih terus digaungkan oleh Tel Aviv.
Pada Selasa (30/4/2024), Netanyahu menyatakan akan melancarkan serangan ke Rafah yang saat ini dipadati 1,5 juta warga Palestina yang mengungsi akibat bombardir Israel, dengan atau tanpa kesepakatan gencatan senjata.
“Operasi di Rafah tidak bergantung pada apa pun. Perdana Menteri menjelaskan hal ini kepada Menteri Blinken,” kata kantor Netanyahu setelah keduanya bertemu pada Rabu.
Blinken mengatakan Washington tetap menentang serangan ke Rafah sampai Israel menemukan cara untuk melindungi warga sipil di kota tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa lalu, memperingatkan bahwa serangan Israel terhadap Rafah akan segera terjadi dan operasi darat di sana “akan menjadi sebuah tragedi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata”.
Baca Juga: 60 Dosen Jurnalisme AS Desak "New York Times" Tinjau Berita Perkosaan oleh Hamas di Israel
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press, Al Jazeera