Kim Jong Un Uji Coba Roket Baru yang Bisa Targetkan Seoul dan Bantu Rusia dalam Konflik Ukraina
Kompas dunia | 26 April 2024, 21:42 WIBPYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara, di bawah kepemimpinan Kim Jong Un, baru-baru ini melakukan uji coba untuk sistem roket baru, menimbulkan kekhawatiran tentang potensinya untuk menargetkan Seoul, Korea Selatan, dan mungkin membantu Rusia dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Ukraina.
Roket yang dimaksud adalah peluncur roket multipeluru 240 milimeter, dengan jangkauan perkiraan antara 40 hingga 60 kilometer, seperti yang dilaporkan oleh Korean Central News Agency.
Menurut para ahli pertahanan, senjata baru ini dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan artileri Tentara Rakyat Korea dan menimbulkan ancaman strategis, terutama terhadap kawasan metropolitan Seoul.
Yang Uk, seorang peneliti di Asan Institute for Policy Studies, menekankan dampak potensial dari roket-roket ini, menyoroti kemampuannya untuk menempatkan seluruh wilayah Seoul dalam jangkauan serangan.
Meskipun ancaman langsung yang ditimbulkan oleh roket-roket ini mungkin terbatas dibandingkan dengan senjata lain yang dimiliki Korea Utara, seperti misil balistik jarak pendek dan sistem artileri, kekhawatiran tetap ada tentang implikasinya.
"Korea Utara dapat menempatkan seluruh wilayah Seoul dalam jangkauan tembakannya jika roket-roket ini ditembakkan dari garis depan," kata Yang dikutip dari Business Insider.
"Itu dapat memiliki arti penting di pasar ekspor, misalnya bagi Rusia, dan dapat menjadi senjata yang berguna dalam perang di Ukraina," katanya.
Simon Miles, seorang asisten profesor di Duke University, menyarankan bahwa meskipun ada masalah kualitas potensial, roket-roket ini masih dapat membantu kepentingan Rusia, terutama mengingat pengiriman peralatan militer antara Korea Utara dan Rusia.
Baca Juga: Potret Kim Jong Un Saksikan dari Dekat Simulasi ‘Serangan Balik Nuklir’
"Kualitasnya akan rendah, tetapi mungkin 'cukup baik' untuk tujuan Rusia jika mereka membelinya, dan saya yakin harganya akan menarik," ujar Miles.
Meskipun Rusia dan Korea Utara membantah mengenai adanya kesepakatan senjata, tuduhan tentang pertukaran senjata antara kedua negara tetap ada, termasuk tuduhan Korea Utara memasok senjata ke Rusia sebagai imbalan berbagai bentuk bantuan.
Pejabat Korea Selatan melaporkan pengiriman besar-besaran amunisi dan peralatan militer dari Korea Utara ke Rusia sejak 2023, menunjukkan tren kerjasama yang mengkhawatirkan antara kedua negara dalam ranah pertahanan.
Di tengah perkembangan ini, Kongres Amerika Serikat baru-baru ini menyetujui paket bantuan substansial untuk Ukraina, mencerminkan upaya berkelanjutan untuk mendukung negara itu dalam konfliknya dengan Rusia.
Namun, para ahli memperingatkan bahwa bantuan masa depan mungkin tidak terjamin, terutama mengingat dinamika politik di dalam Amerika Serikat menjelang pemilihan umum.
Kelly Grieco, seorang senior fellow di Stimson Center, menekankan perlunya semua pihak yang terlibat untuk mengakui ketidakpastian yang mengelilingi paket bantuan masa depan dan untuk membuat rencana yang sesuai.
"Semua pihak yang terlibat dalam konflik ini seharusnya memperlakukan paket bantuan ini seolah-olah itu adalah yang terakhir dan merencanakan sesuai, karena itu bisa saja terjadi," ucapnya.
Baca Juga: Bukan Rudal, Korea Utara Luncurkan Lagu Baru Berjudul Ayah yang Ramah untuk Puji Kim Jong-Un
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Business Insider