Google Pecat 28 Staf Usai Unjuk Rasa Memprotes Proyek dengan Pemerintah Israel
Kompas dunia | 19 April 2024, 07:15 WIBSeorang karyawan Google di New York menyatakan bahwa dia berbicara sebagai “Jewish Googler” dan berkata, “Saya duduk di sini sebagai seorang Yahudi, karena 'tidak akan terjadi lagi' berarti tidak akan terjadi lagi bagi siapapun.”
“Saya duduk di sini sebagai keturunan korban dan selamat dari Holocaust,” ujarnya, menggarisbawahi kesamaan antara pembantaian Yahudi dan lainnya selama Perang Dunia II dengan penderitaan orang Palestina di Gaza.
Seorang karyawan Google lainnya berkata di X, "Tidak boleh ada lagi dana dan teknologi untuk genosida. Kami tidak akan diam saat karya kami membantu dan mendukung rezim aparteid."
Baca Juga: CEO Google Kirim Memo Minta Karyawan Siap-Siap Ada PHK Lanjutan
Proyek Nimbus
Proyek Nimbus mencakup sistem awan dan pembelajaran mesin yang memungkinkan pengumpulan dan penyimpanan data, analisis data, identifikasi motif dan fitur dari data, serta prediksi potensi data dan motif.
Sebuah kontrak senilai $1,2 miliar untuk proyek ini ditandatangani pada April 2021 antara Israel dengan Google dan Amazon.
Kesepakatan Proyek Nimbus diumumkan oleh Kementerian Keuangan Israel pada tahun 2021 dan, pada dasarnya, berkaitan dengan raksasa teknologi tersebut bersama-sama menyediakan layanan komputasi awan dan membantu Israel membangun pusat server penyimpanan awan lokal.
Detail dari kontrak tersebut sebagian besar dijaga kerahasiaannya, tetapi laporan dari media seperti The Intercept mengungkap beberapa detail mencengangkan, seperti bagaimana layanan awan tersebut akan memberikan Israel kemampuan AI yang lebih besar untuk pengenalan wajah dan gambar yang digunakan untuk pemantauan massal terhadap warga Palestina.
Hal ini juga termasuk cara yang ditingkatkan untuk melacak objek dan analisis sentimen, sebuah teknologi yang sudah terbukti berisiko tinggi untuk disalahgunakan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press / Anadolu