> >

Kabinet Perang Israel Pertimbangkan Balas Serangan Iran, Barat Minta Netanyahu Hindari Perang

Kompas dunia | 14 April 2024, 23:08 WIB
Sistem pertahanan udara Israel, Kubah Besi, diluncurkan untuk menghalau rudal-rudal yang ditembakkan dari Iran di bagian tengah Israel, Minggu, 14 April 2024. (Sumber: AP Photo/Tomer Neuberg)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Kabinet Perang Israel yang beranggotakan tiga orang dilaporkan sedang mempertimbangkan tanggapan balasan terhadap serangan drone dan rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Iran.

Kabinet perang telah diberi wewenang untuk memutuskan bagaimana menanggapi serangan tersebut.

Salah satu anggotanya, Menteri Pertahanan Yoav Gallant memperingatkan bahwa insiden tersebut belum berakhir.

Gallant mengatakan, Israel telah menggagalkan serangan ini dengan cara yang tidak ada bandingannya.

Namun demikian, ia menambahkan, “kita harus siap menghadapi setiap skenario,” katanya. 

Dalam komentar pertamanya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, “Kami telah mencegat, kami telah membendungnya. Bersama-sama kita akan menang,” kata Benjamin Netanyahu. 

Dilansir dari CNN, Minggu (14/4/2024), Israel disebut akan menanggapi serangan Iran, namun ruang lingkup serangan itu belum diputuskan, kata seorang pejabat Israel.

Pejabat itu mengatakan, Israel belum memutuskan apakah akan mencoba menyelesaikan segalanya atau melakukan sesuatu yang lebih terukur.

Namun begitu, Israel didesak oleh sekutu Baratnya untuk meredakan ketegangan dan mengakhiri eskalasi, setidaknya untuk saat ini.

Apalagi Israel masih perang dengan Hamas di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 33.000 orang dan menyebabkan bencana kemanusiaan bagi rakyat Palestina di daerah kantong tersebut.

Iran memperingatkan Israel akan ada serangan yang lebih besar di wilayah mereka jika membalas serangan drone dan rudal dari Teheran yang ditembakkan, Minggu (14/4/2024).

Baca Juga: Iran Peringatkan Israel dan AS, Bakal Ada Serangan Lebih Besar jika Lakukan Balasan

Iran juga memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak membantu Israel jika melakukan tindakan militer.

“Jika rezim Zionis [Israel] atau para pendukungnya menunjukkan perilaku sembrono, mereka akan menerima tanggapan yang tegas dan lebih kuat,” kata Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam sebuah pernyataan pada, Minggu, dikutip dari Al Jazeera.

Pernyataan Raisi menyusul peringatan serupa yang disampaikan oleh panglima militer Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri.

Bagheri mengatakan bahwa respons yang jauh lebih besar menanti Israel jika mereka melakukan pembalasan terhadap Iran.

Bagheri menambahkan bahwa serangan Iran terhadap Israel sudah mencapai semua tujuannya.

Ia pun menyebut bahwa operasi serangan ke Israel telah berakhir dan Iran tidak berniat untuk melanjutkannya. 

Sebelumnya pada hari Minggu, dia memperingatkan AS bahwa dukungan apa pun terhadap pembalasan Israel akan mengakibatkan pangkalan-pangkalan mereka bakal menjadi sasaran Iran.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, konflik antara Iran dan Israel akhirnya memuncak pada Minggu (14/4/2024) dini hari.

Iran telah meluncurkan serangan udara pertama ke wilayah Israel dengan menggunakan ratusan rudal dan drone bersenjata.

Serangan tersebut merupakan balasan Iran usai Israel menyerang konsulat mereka di Suriah yang menyebabkan tewasnya anggota dan jenderal Korps Garda Revolusi Iran.

Israel melaporkan kerusakan ringan di sejumlah titik dan telah membuka kembali wilayah udaranya usai serangan Iran. 

Baca Juga: Iran Rilis Detik-Detik Dimulainya ‘Operation True Promise’ Serangan Iran ke Israel

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya

Sumber : CNN/Al Jazeera


TERBARU