Cara Canggih Malaysia Kurangi Sampah saat Buka Puasa, Langsung Diubah Jadi Pupuk
Kompas dunia | 8 April 2024, 21:08 WIBKUANTAN, KOMPAS.TV - Malaysia memiliki cara canggih untuk mengurangi sampah, terutama selama Ramadan ketika sejumlah besar sisa makanan terbuang usai buka puasa.
Mereka membuat cara canggih yang bisa bergerak untuk mendaur ulang sampah menjadi pupuk.
Hal itu telah dilakukan pemerintah Negara Bagian Pahang selama bulan Ramadan.
Baca Juga: Maskapai AS Bikin Penerbangan Khusus Lewati Gerhana Matahari dari Jarak Dekat, Ini yang Dijanjikan
Mesin tersebut telah dikerahkan di taman-taman dekat jantung Ibu Kota Pahang, Kuantan selama Ramadan, di mana banyak keluarga berkumpul setiap malam untuk menikmati hidangan lokal yang murah setelah berpuasa.
Menurut Direktur Perusahaan Pengelolaan Limbah Padat dan Kebersihan Umum Negara Bagian Pahang Sharudin Hamid, mesin itu bisa memproses 25kg sampah.
Awal proyek ini telah dilakukan sejak akhir tahun lalu.
Jumlah tersebut hanyalah bagian kecil dari 13.000 ton makanan yang dikirim ke tempat pembuangan sampah di seluruh negara itu setiap hari, bahkan lebih banyak lagi di bulan Ramadan.
Namun, Sharudin mengatakan hal ini membantu meningkatkan kesadaran tentang pemborosan makanan.
“Tujuan utama adalah memastikan sampah tidak dibuang ke tempat pembuangan sampah,” ujar Sharudin dikutip dari Borneo Bulletin, Senin (8/4/2024).
Sisa makanan dimasukkan ke dalam mesin dan dicampur perlahan dengan sekam padi, dan serbuk gergaji selama 48 jam.
Limbah berwarna kecokelatan tersebut kemudian dikemas dan diberikan kepada petani untuk digunakan sebagai pupuk.
“Yang tumbuh dari pupuk itu juga bisa menjadi makanan, yang lagi-lagi bisa dikomposkan menjadi pupuk. Jadi ada siklus alami,” kata salah seorang warga Abdul Shukor Mohamad Salleh.
Sementara itu, warga lain Zulyna Mohamed Nordin, 53 tahun, menyemprotkan pupuk cair organik yang berasal dari daur ulang sisa makanan pada tanaman sayur, pisang dan nanasnya.
Baca Juga: Menlu Iran Berkunjung ke Suriah, Persiapan Perang Lawan Israel?
Ia mengungkapkan telah menerima 30kg, pupuk dari daur ulang sampah tersebut setiap bulan, dan lebih banyak lagi saat Ramadan.
“Saya sudah berhenti menggunakan bahan kimia yang mahal sejak Juni tahun lalu. Ini alami, organik dan meningkatkan produktivitasnya,” ujar Zulyna.
“Sayuran berdaun saya, menjadi lebih besar dan lebih hijau,” sambungnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Borneo Bulletin