> >

Israel Usul Pasukan Perdamaian Arab di Gaza, Aliansi Kelompok Palestina Langsung Tolak: Itu Jebakan

Kompas dunia | 31 Maret 2024, 17:05 WIB
Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, April 2022. Kelompok-kelompok politik yang tergabung dalam Aliansi Kelompok Palestina menolak proposal Israel untuk mengirim pasukan Arab ke Jalur Gaza, demikian disampaikan oleh gerakan Palestina Hamas, Sabtu (30/3/2024). (Sumber: AP Photo)

TUNIS, KOMPAS.TV - Kelompok-kelompok politik yang tergabung dalam Aliansi Kelompok Palestina menolak proposal Israel untuk mengirim pasukan Arab ke Jalur Gaza, demikian disampaikan oleh gerakan Palestina Hamas, Sabtu (30/3/2024).

Mengutip dua pejabat senior Israel, Axios melaporkan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) baru-baru ini, mengusulkan pembentukan pasukan multinasional berisi pasukan Arab untuk memperkuat penegakan hukum di Gaza dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang aman.

Hamas menyatakan, "Faksi-faksi dalam Aliansi Kekuatan Palestina menolak proposal Israel untuk mengirim pasukan Arab ke Gaza dan memperingatkan akan konsekuensinya."

Pernyataan itu juga menuduh proposal Israel sebagai "perangkap Zionis baru dan tipu daya belaka. 

"Israel, bersama dengan AS, mencari bantuan dari beberapa negara Arab untuk menghindari kekalahan yang mengerikan dan mengeluarkan tentara pendudukan dari lumpur kekalahan di Jalur Gaza," tambah pernyataan itu.

Aliansi itu, selain Hamas, adalah Jihad Islam Palestina, Front Persatuan untuk Pembebasan Palestina, dan beberapa organisasi yang punya sayap militer sendiri.

Pada Kamis, Mahkamah Internasional menyatakan Israel harus memastikan akses tanpa hambatan untuk bantuan kemanusiaan dan semua layanan yang diperlukan ke Jalur Gaza.

Baca Juga: Konvoi Kedua Bantuan untuk Gaza Berangkat dari Siprus, Dibayangi Wabah Kelaparan akibat Israel

Menhan Israel, Yoav Gallant mengatakan Israel sedang mendorong pembentukan pasukan penjaga perdamaian internasional dari tiga negara Arab untuk mengamankan Jalur Gaza dan memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan. (Sumber: Times of Israel)

Israel sedang mendorong pembentukan pasukan penjaga perdamaian internasional untuk mengamankan Jalur Gaza dan memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan di sana, sebagaimana dilaporkan oleh beberapa media berbahasa Ibrani, Jumat malam (29/3), menandakan kemungkinan bocornya informasi yang terkoordinasi.

Laporan-laporan tersebut menyebutkan Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah memberi tahu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa ia telah membuat kemajuan dalam masalah tersebut selama kunjungannya ke Washington minggu ini.

Pasukan tersebut akan terdiri dari pasukan dari tiga negara Arab yang tidak disebutkan namanya — meskipun bukan Arab Saudi atau Qatar, yang terakhir adalah pendukung lama Hamas yang menjadi salah satu perantara dalam pembicaraan tawanan demi gencatan senjata.

Beberapa laporan mengindikasikan bahwa Mesir dan Uni Emirat Arab adalah dua negara tersebut, dan yang ketiga juga memiliki perjanjian perdamaian dengan Israel. Pasukan tersebut akan dikelola oleh AS, tetapi tanpa kehadiran pasukan AS di lapangan.

Ide ini didukung oleh AS, demikian laporan tersebut menyebutkan.

Pasukan tersebut kemungkinan akan dilengkapi untuk menjaga ketertiban dan akan bekerja dengan warga Gaza yang tidak memiliki hubungan dengan Hamas, secara khusus dengan tokoh-tokoh yang terkait dengan Otoritas Palestina.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Sputnik / Times of Israel


TERBARU