Korea Utara Ogah Berdialog dengan PM Jepang, Bahkan Lontarkan Ancaman
Kompas dunia | 30 Maret 2024, 12:25 WIBPYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara mengungkapkan ogah berdialog dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Bahkan mereka melontarkan ancaman kepada Jepang jika dianggap melanggar kedaulatan negara tertutup tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Kantor Berita Korea Utara KCNA, yang mengutup pernyataan Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui.
Baca Juga: Remaja 15 Tahun Selamatkan Banyak Orang Saat Serangan Teroris di Moskow, Ini Sosoknya
Sebelumnya PM Kishida mengatakan ia ingin berbicara dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tanpa syarat.
Selain itu, secara pribadi mengawasi upaya untuk mewujudkan pertemuan puncak para pemimpin yang pertama dalam 20 tahun terakhir.
Hal itu dilakukan dalam upaya meredakan ketegangan yang telah terjadi selama puluhan tahun.
Meski begitu, Korea Utara mengatakan tak tertarik melakukan pertemuan dengan Jepang, dan akan menolak segala jenis pembicaraan.
Choe bahkan mengatakan Pyongyang tak memiliki keinginan untuk membantu permasalahan sandera Jepang yang ditahan Korea Utara.
Ia bahkan menambahkan Korea Utara akan merespons dengan tajam setiap usaha Jepang yang mengganggu kedaulatan mereka.
“Saya tak mengerti mengapa ia (Kishida) terus-menerus berpegang pada masalah yang tak dapat diselesaikan,” kata Choe dilansir dari The Strait Times.
Korea Utara telah menculik 13 warga Jepang pada 2002, dan mengakuinya satu dekade kemudian.
Mereka mengungkapkan lima orang yang diculik dan keluarganya telah kembali ke Jepang, dan mengatakan yang lainnya telah meninggal.
Namun, Tokyo meyakini 17 orang telah diculik dan melanjutkan untuk menyelidiki nasib mereka yang tak bisa kembali.
Sementara itu, adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong mengatakan ia akan menyambut pembicaraan, hanya jika Jepang siap memulai awal baru tanpa terobsesi dengan masa lalu.
Baca Juga: Trump Disebut Ingin Diperlakukan seperti Perlakuan Rakyat Korea Utara ke Kim Jong-Un, Minta Dipuja?
Hubungan Jepang-Korea Utara renggang setelah berbagai sengketa, termasuk penculikan warga Jepang oleh Korea Utara pada awal 2000-an, begitu juga penjajahan Jepang di Semenanjung Korea pada 1910-1945.
Juga penggunaan kerja paksa dan budak seksual yang terjadi di era tersebut.
Hubungan Jepang-Korea Utara semakin renggang setelah perselisihan terkait program nuklir dan rudal yang dilakukan Pyongyang, dengan uji coba yang sering dilakukan akhir-akhir ini.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Strait Times