Hari Ini DK PBB Kembali Voting Menuntut Gencatan Senjata Ramadan di Gaza, Usulan 10 Anggota
Kompas dunia | 25 Maret 2024, 06:30 WIBRusia dan China memveto resolusi yang disponsori AS pada akhir Oktober yang menyerukan jeda dalam pertempuran untuk memberikan bantuan, perlindungan terhadap warga sipil, dan menghentikan persenjataan Hamas. Mereka mengatakan bahwa hal itu tidak mencerminkan seruan global untuk gencatan senjata.
Mereka sekali lagi memveto resolusi AS hari Jumat, menyebutnya ambigu dan mengatakan itu bukanlah permintaan langsung untuk menghentikan pertempuran yang banyak diinginkan dunia.
Isu utamanya adalah penggunaan bahasa yang tidak lazim, di mana Dewan Keamanan "menetapkan keharusan gencatan senjata segera dan berkelanjutan." Frasa tersebut bukanlah "permintaan" atau "perintah" langsung untuk menghentikan pertikaian.
Pemungutan suara di Dewan Keamanan telah menjadi pertarungan lain yang melibatkan kekuatan dunia yang terlibat dalam perselisihan tegang di tempat lain, dengan Amerika Serikat mendapat kritik karena tidak cukup tegas terhadap sekutunya, Israel, bahkan ketegangan antara kedua negara tersebut meningkat.
Baca Juga: AS Selalu Veto Gencatan Senjata, Rusia Pertanyakan Rencana Washington Bangun Dermaga di Gaza
Sebelum pemungutan suara, Duta Besar PBB Rusia Vassily Nebenzia mengatakan Moskow mendukung gencatan senjata segera, tetapi dia mengkritik bahasa dan diksi yang digunakan, yang dia sebut sebagai bahasa filsafat yang tidak pantas dalam resolusi PBB.
Dia menuduh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield "secara sengaja menyesatkan masyarakat internasional" tentang desakan untuk gencatan senjata.
"Ini semacam latihan retorika yang kosong," ujar Nebenzia. "Produk Amerika ini sangat dipolitisasi, satu-satunya tujuannya adalah untuk membantu meraih simpati pemilih, memberikan mereka 'tulang' dalam bentuk sejenis pernyataan gencatan senjata di Gaza ... dan untuk memastikan tidak adanya hukuman bagi Israel, yang kejahatannya dalam rancangan bahkan tidak dinilai."
Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, mengatakan usulan AS menetapkan prasyarat dan jauh dari harapan anggota dewan dan komunitas internasional lebih luas.
"Jika AS serius tentang gencatan senjata, maka tidak akan memveto berulang kali beberapa resolusi dewan," katanya.
"Mereka tidak akan bermain-main dengan kata-kata sambil ambigu dan mengelak pada masalah-masalah kritis."
Pemungutan suara di dewan keamanan dengan 15 anggota itu 11 anggota mendukung dan tiga menolak, termasuk Aljazair, wakil Arab di dewan. Ada satu abstain, dari Guyana.
Setelah pemungutan suara, Thomas-Greenfield menuduh Rusia dan China memveto resolusi dengan "alasan yang sangat sinis," mengatakan mereka tidak bisa membawa diri mereka untuk mengutuk serangan teroris Hamas di selatan Israel pada 7 Oktober, yang akan dilakukan oleh resolusi itu untuk pertama kalinya.
Alasan "receh" kedua, kata Greenfield, adalah "Rusia dan China tidak ingin memberikan suara untuk resolusi yang ditulis oleh Amerika Serikat, karena mereka lebih suka melihat kita gagal daripada melihat dewan ini berhasil."
Dia menuduh Rusia sekali lagi menempatkan "politik di atas kemajuan" dan memiliki "keberanian dan kehipokritan untuk melempar batu" setelah meluncurkan invasi yang tidak pantas ke Ukraina pada Februari 2022.
Resolusi itu memang mencerminkan perubahan oleh Amerika Serikat, yang mendapati dirinya berseberangan dengan sebagian besar dunia ketika bahkan sekutu Israel mendorong untuk mengakhiri pertempuran tanpa syarat.
Dalam resolusi sebelumnya, AS telah erat mempertautkan panggilan untuk gencatan senjata dengan tuntutan pembebasan sandera Israel di Gaza. Resolusi ini, dengan menggunakan bahasa yang terbuka untuk penafsiran, terus mengaitkan dua masalah tersebut, tetapi tidak dengan tegas.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press