> >

Putin Kutuk Serangan Teroris ke Gedung Konser Tewaskan 133 Orang, Minggu Hari Berkabung Nasional

Kompas dunia | 24 Maret 2024, 09:00 WIB
Kebakaran besar di Balai Kota Crocus, Moskow usai serangan teroris pada Jumat (23/3/2024) malam waktu Rusia. (Sumber: Sergei Vedyashkin/Moscow News Agency via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin kutuk serangan teroris ke gedung konser yang telah menewaskan 133 orang.

Jumlah kematian atas serangan teroris ke sebuah konser di Balai Kota Crocus, Moskow, Jumat (22/4/2024), dilaporkan telah meroket mencapai 133 orang.

Putin pada Sabtu (23/4/2024), mengutuk serangan tersebut sebagai serangan teroris yang barbar dan berdarah.

Baca Juga: Putin Sebut Pelaku Terorisme Moskow Hendak Kabur ke Ukraina, Tuduh Kiev Siap Beri Jalan

Dikutip dari News18, Putin juga menetapkan hari Minggu (24/3/2024) sebagai hari berkabung nasional.

“Saya berbicara kepada Anda hari ini sebagai koneksi atas serangan berdarah, dan aksi teroris yang barbar” katanya.

“Para korban merupakan ratusan orang tak bersalah, orang-orang yang damai. Saya mendeklarasikan 24 Maret sebagai hari berkabung nasional,” tuturnya.

Putin mengungkapkan empat orang telah ditangkap, dan kini telah mencapai 11 orang yang dianggap bertanggung jawab atas serangan itu.

Putin pun berjanji akan memberikan hukuman keras kepada mereka semua yang terlibat dalam serangan.

Ia juga mendukung klaim dari Badan Keamanan Rusia (FSB) yang mengatakan penyerang berkomunikasi dengan induvidu di Uraina saat mencoba kabur dari negara itu.

Pada pernyataannya, Putin mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada kru ambulans, pemadam kebakaran dan pihak penyelamat yang tanpa henti menyelamatkan nyawa.

Baca Juga: Serangan Teroris Bantai 133 Orang di Moskow, Mengapa ISIS Menyerang Rusia?

Pada serangan tersebut, ISIS mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab dan mengungapkan hal itu di akun Telegram mereka.

Sementara itu, Ukraina menegaskan pihaknya tidak terlibat atas serangan itu.

Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolya di akun media sosial X menegaskan, Ukraina tak pernah menggunakan metode seperti itu, yang disebutnya kerap dilakukan Rusia.

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : News 18


TERBARU