> >

Menang Pemilu, Putin Umumkan Bakal Dirikan Zona Penyangga di Wilayah Ukraina, Ini Tujuannya

Kompas dunia | 19 Maret 2024, 14:28 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin, Senin (19/3/2024), mengumumkan Rusia berencana membuat zona penyangga di dalam wilayah Ukraina, untuk melindungi diri dari serangan-serangan jarak jauh dan serbuan lintas perbatasan yang mungkin datang dari Ukraina. (Sumber: AP Photo/Alexander Zemlianichenko, Pool, File)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan Rusia berencana membuat zona penyangga di dalam wilayah Ukraina, Senin (19/3/2024). Rencana itu dimaksudkan untuk melindungi diri dari serangan-serangan jarak jauh dan serbuan lintas perbatasan yang mungkin datang dari Ukraina.

Pasukan Rusia yang berada di bawah kendali Kremlin mengalami kemajuan di medan perang, sementara tentara Ukraina mengalami kesulitan karena pasokan peluru artileri yang sangat terbatas dan satuan garis depan yang kelelahan setelah lebih dari dua tahun perang.

Perang ini memanjang dengan garis depan sepanjang lebih dari 1.000 kilometer di sepanjang Ukraina timur dan selatan. Namun, kemajuan pasukan Rusia berlangsung lambat dan memakan biaya besar. Ukraina semakin sering menggunakan tembakan artileri jarak jauh untuk menyerang fasilitas minyak dan gudang di dalam wilayah Rusia.

Selain itu, ada kelompok yang mengeklaim sebagai lawan Kremlin yang berbasis di Ukraina dan melakukan serbuan melintasi perbatasan.

Putin menyatakan, "Pada suatu saat, kami mungkin terpaksa untuk membuat zona 'sanitasi' atau penyangga di wilayah yang dikuasai oleh pemerintah Ukraina." Menurutnya, zona keamanan ini akan sulit ditembus menggunakan alat serangan buatan luar negeri yang dimiliki oleh musuh.

Pernyataan Putin ini disampaikan setelah hasil pemilihan presiden dirilis yang menunjukkan kemenangannya dalam pemilihan yang kurang ada oposisi nyata setelah dia melakukan tindakan keras terhadap siapa pun yang menentangnya.

Hari Senin juga menandai ulang tahun ke-10 pendudukan Rusia terhadap Semenanjung Krimea Ukraina, yang pada akhirnya membuka jalan bagi Rusia untuk menyerang Ukraina pada Februari 2022. Namun, Putin tidak begitu jelas mengenai tujuannya di Ukraina setelah invasi penuh skala tersebut gagal.

Baca Juga: Rusia Kirim Serangan Pesawat Tak Berawak ke Kota Sumy Ukraina! 1 Korban Jiwa dan 8 Luka-Luka

Ledakan yang diyakini berasal dari gudang senjata Rusia di Belgorod, disebut dikarenakan serangan rudal Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin, hari Senin (19/3/2024), mengumumkan Rusia berencana membuat zona penyangga di dalam wilayah Ukraina, untuk melindungi diri dari serangan-serangan jarak jauh dan serbuan lintas perbatasan yang mungkin datang dari Ukraina. (Sumber: Daily Mail)

Selain itu, Putin juga memberi peringatan kepada Barat untuk tidak mengerahkan pasukan ke Ukraina. Dia mengatakan bahwa konflik antara Rusia dan NATO bisa membawa dunia ke tahap Perang Dunia III.

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini mengatakan bahwa mengirim pasukan Barat ke Ukraina masih merupakan opsi, meskipun menurutnya situasi saat ini belum membutuhkannya.

Dalam hal pembicaraan perdamaian dengan Kiev, Putin menegaskan bahwa Rusia tetap terbuka untuk bernegosiasi, tetapi tidak akan terjebak dalam gencatan senjata yang memungkinkan Ukraina untuk bersenjata kembali.

Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tampaknya menutup pintu untuk perundingan semacam itu. Dia mengatakan bahwa Putin harus diadili di Pengadilan Pidana Internasional di Den Haag karena telah dikeluarkan surat perintah penangkapan atasnya atas tuduhan kejahatan perang.

Sementara itu, seiring tertundanya bantuan penting dari Amerika Serikat (AS) untuk Ukraina, Senator AS Lindsey Graham mengunjungi Kiev pada Senin (19/3). Ukraina sangat membutuhkan paket bantuan senilai sekitar $48 miliar, terutama untuk peluru artileri dan sistem pertahanan udara.

Graham mengatakan dia telah membahas masalah ini dengan Zelenskyy dan menyarankan bahwa bantuan dalam bentuk pinjaman tanpa bunga mungkin akan mendapatkan lebih banyak dukungan dari pemilih AS.

Selain itu, Graham juga mengecam hasil pemilihan Presiden Rusia sebagai "tidak sah" dan mengatakan dia ingin mengajukan undang-undang di AS yang akan menetapkan Rusia sebagai negara sponsor terorisme.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU