Jurnalis Al Jazeera Ditangkap Israel di Rumah Sakit Al Shifa, Ditelanjangi dan Disiksa
Kompas dunia | 19 Maret 2024, 07:17 WIBGAZA, KOMPAS.TV - Pasukan Israel dilaporkan menangkap koresponden Al Jazeera, Ismail Al-Ghoul saat meliput di Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza, Senin (18/3/2024). Al-Ghoul dianiaya pasukan Israel kemudian dibebaskan 12 jam setelah ditangkap.
Menurut keterangan sejumlah saksi mata, Al-Ghoul diseret tentara Israel saat bertugas di rumah sakit. Pasukan Israel juga menghancurkan kendaraan awak media dan alat-alat siaran.
Al Jazeera melaporkan, setelah ditahan, Al-Ghoul menyebut pasukan Israel menangkapi para jurnalis yang berkumpul di ruangan yang biasa digunakan awak media di Rumah Sakit Al-Shifa. Katanya, para jurnalis itu ditelanjangi dan diperintahkan tiarap dalam kondisi mata tertutup dan tangan terikat.
Al-Ghoul menyebut pasukan Israel siap menembakkan senapan untuk menakut-nakuti jika ada pergerakan dari para jurnalis. Al-Ghoul menyebut sejumlah koleganya turut dibebaskan, tetapi tidak mengetahui kondisi maupun keberadaan mereka.
Baca Juga: Kapal Pertama yang Masuk Gaza Lewat Jalur Laut Bawa 200 Ton Bantuan Kemanusiaan
Rumah Sakit Al-Shifa sendiri selama ini menjadi tempat berkumpul jurnalis yang meliput agresi Israel ke Jalur Gaza yang telah berlangsung lebih dari lima bulan. Al-Shifa merupakan rumah sakit terbesar di Gaza.
Jurnalis Al Jazeera di Rafah, Hani Mahmoud menyebut Al-Ghoul "disiksa, dipukuli, dan ditahan militer Isral bersama awak media di lapangan."
Berdasarkan keterangan saksi mata, Mahmoud melaporkan banyak warga Palestina yang dipukuli dan tangannya diikat di balik punggung. Mereka kemudian diangkut truk miiter Israel dan dibawa ke lokasi yang tidak diketahui.
Mahmoud menambahkan, pasukan Israel juga menangkap lebih dari 80 warga Palestina lain, termasuk tenaga medis.
"Pasukan Israel membuat berbagai tuduhan bahwa mereka mencari orang-orang yang diburu di dalam kompleks tersebut, tetapi sejauh ini tidak menampilkan bukti apa pun untuk menjustifikasi apa yang terjadi di Al-Shifa," katanya.
Militer Israel sendiri menuduh Rumah Sakit Al-Shifa dijadikan tempat Hamas berkumpul dan menggunakannya sebagai "markas komando untuk menyerang Israel."
Meskipun demikian, jurnalis Palestina yang mewartakan dari Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser, menyebut rumah sakit di enklave tersebut menjadi lokasi para jurnalis "menyebarkan kabar ke dunia." Pasalnya, Shouman menyebut rumah sakit memiliki generator yang penting untuk menghidupkan koneksi internet.
Jalur Gaza menjadi tempat paling berbahaya bagi jurnalis seiring agresi Israel yang diluncurkan sejak 7 Oktober 2023 lalu. Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mencatat sebanyak 95 jurnalis terbunuh dalam konfik antara Israel dengan Hamas.
Korban jiwa di Gaza pun terus bertambah akibat agresi Israel. Menurut data terkini Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, korban serangan Israel sebanyak 31.726 terbunuh dan lebih dari 73.792 terluka.
Baca Juga: Iran Surati Dewan Keamanan PBB, Sebut Israel Berupaya Musnahkan Bangsa Palestina
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Al Jazeera