Penyebab Anarki Merajalela di Haiti: Pemimpin Pelihara Geng hingga Tumbuh Lebih Kuat dari Pemerintah
Kompas dunia | 11 Maret 2024, 07:09 WIB"Pada Desember 2001, kepala polisi Guy Philippe menyerang Istana Nasional dalam upaya kudeta dan Aristide memanggil preman dari kawasan kumuh," ujarnya.
“Itu bukan polisi yang membela Istana Nasional pemerintahan mereka,” ingat Deibert, yang ada di sana. “Itu adalah ribuan warga bersenjata.”
“Sekarang, Haiti memiliki politisi yang bekerja sama dengan geng-geng ini selama bertahun-tahun, dan kenyataan itu meledak di depan muka mereka sendiri,” ucapnya.
Baca Juga: Geng Bersenjata Berat Haiti Serbu Bandara Utama, AS Perintahkan Evakuasi Seluruh Warganya
Kisah Campur Tangan Asing Meruntuhkan Haiti
Banyak geng mundur saat menghadapi MINUSTAH, pasukan PBB yang didirikan pada tahun 2004.
Rene Preval, satu-satunya presiden yang terpilih secara demokratis dan menyelesaikan dua masa jabatan di negara yang terkenal karena kudeta politik, mengambil sikap tegas terhadap geng-geng, memberi mereka pilihan "menyerah atau mati," kata Robert Fatton, profesor pemerintah dan urusan luar negeri di University of Virginia.
Setelah masa kepresidenannya, pemimpin berikutnya paling banter bersikap lunak terhadap geng-geng dan paling buruk terkait dengan mereka, katanya.
Fatton mengatakan setiap aktor kunci dalam masyarakat Haiti punya geng mereka sendiri, mencatat situasi saat ini tidak unik, dan memburuk dengan cepat.
“Selama tiga tahun terakhir, geng-geng mulai mendapatkan otonomi. Dan sekarang mereka adalah kekuatan untuk diri mereka sendiri,” katanya, menyamakan mereka dengan "negara mini-Mafia."
"Otonomi geng-geng mencapai titik kritis. Itulah mengapa sekarang mereka mampu menetapkan kondisi tertentu pada pemerintah itu sendiri," kata Fatton.
Kisah Uang Geng Menguasai Haiti
Geng-geng, bersama banyak politisi dan pengusaha Haiti, mendapatkan uang dari campuran "pajak" yang diperoleh melalui pemerasan, penculikan, dan penyelundupan narkoba dan senjata, kata Fatton.
"Ada berbagai jenis jaringan kriminal di daerah ini," katanya.
Setelah Preval, geng-geng, politisi, dan pengusaha mengekstraksi setiap dolar yang mereka bisa, kata Francois Pierre-Louis, seorang profesor ilmu politik di Queens College, City University of New York.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press