AS Ternyata Siap Hadapi Serangan Nuklir Rusia ke Ukraina di Akhir 2022, Ungkap Persiapannya Matang
Kompas dunia | 10 Maret 2024, 13:00 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) ternyata sudah bersiap untuk jika Rusia melakukan serangan nulir ke Ukraina di akhir 2020.
Kesiapan itu diungkapkan dua pejabat senior pemerintahan AS, mengenai kemungkinan terjadinya serangan nuklir pertama usai insiden di Hiroshima dan Nagasaki yang terjadi nyaris 80 tahun sebelumnya.
Pejabat tersebut mengungkapkan pemerintahan Biden secara spesifik mengaku khawatir Rusia kemungkinan menggunakan senjata nuklir untuk perang di Ukraina.
Baca Juga: Hamas Tolak Penyelidikan Israel Atas Pembantaian Warga Palestina yang Tunggu Bantuan: Menyesatkan
“Itulah yang dihadirkan oleh konflik tersebut kepada kami, jadi kami percaya dan meurut saya adalah hak kami untu mempersiapkan diri dengan matang, dan melakukan segala kemungkinan untuk menghindarkan hal itu terjadi,” kata salah satu pejabat dikutip dari CNN.
Menurutnya, apa yang membuat pemerintahan Biden mencapai penilaian tersebut bukan hanya dari satu indiator saja.
Namun, serangkaian perkembangan, analisi dan yang terpenting, informasi intelijen baru yang sangat sensitif.
Menurut seorang pejabat senior kedua, ketakutan pemerintah AS bukan hanya bersifat hipotesis, tetapi juga didasarkan pada beberapa informasi yang diperoleh.
“Kami harus membuat rencana sehingga kami berada dalam posisi terbaik jika peristiwa yang tidak terpikirkan ini benar-benar terjadi,” ujarnya.
Baca Juga: Ikuti Kanada, Swedia Kembali Beri Bantuan Dana ke Badan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA
Selama periode ini, dari akhir musim panas hingga musim gugur 2022, Dewan Keamanan Nasional mengadakan serangkaian pertemuan untuk menetapkan rencana darurat.
Rencana darurat itu ditetapkan jika terdapat indikasi yang jelas bahwa mereka akan melakukan sesuatu.
Salah satunya menyerang dengan senjata nuklir, atau jika Rusia melakukan hal tersebut, bagaimana AS akan menanggapinya, dan mencoba mencegah atau menghalanginya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : CNN