Kantor HAM PBB Umumkan Perluasan Permukiman Ilegal Israel di Tepi Barat Adalah Kejahatan Perang
Kompas dunia | 8 Maret 2024, 22:00 WIBJENEWA, KOMPAS.TV - Kantor HAM PBB mengeluarkan laporan yang menyatakan pembangunan dan perluasan permukiman Israel di Tepi Barat dan Timur Yerusalem adalah kejahatan perang, Jumat (8/3/2024).
Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Türk di Jenewa menyatakan pembangunan dan perluasan permukiman adalah bagian upaya pemindahan penduduk Israel ke wilayah yang didudukinya, "yang merupakan kejahatan perang menurut hukum internasional," demikian disampaikan kantornya dalam pernyataan.
Laporan ini mencakup periode satu tahun mulai 1 November 2022 hingga 31 Oktober 2023. Pada periode tersebut, sekitar 24.300 unit perumahan di permukiman yang sudah ada di Tepi Barat dibangun, jumlah tertinggi dalam setahun sejak pemantauan dimulai tahun 2017.
PBB mengecam peningkatan pembangunan rumah permukiman baru dalam beberapa bulan terakhir.
"Tepi Barat sudah dalam keadaan krisis. Namun, kekerasan pemukim dan pelanggaran terkait permukiman mencapai tingkatan baru yang mengkhawatirkan, dan berisiko menghapus upaya mendirikan negara Palestina yang dapat bertahan untuk tetap merdeka," kata Volker Türk. Ia menyampaikan laporan tersebut kepada Dewan Hak Asasi Manusia, Jumat (8/3).
Berita minggu ini menyebutkan Israel berencana membangun hampir 3.500 rumah pemukim di tiga wilayah yang merupakan "pelanggaran hukum internasional," katanya.
Belum ada komentar langsung dari misi diplomatik Israel di Jenewa.
Sebagian besar komunitas internasional menganggap permukiman tersebut ilegal menurut hukum internasional.
Baca Juga: Menlu Yordania: Israel Jelas Lakukan Kejahatan Perang di Gaza, Perang Bisa Melebar ke Timur Tengah
Aktivitas permukiman yang meningkat dan peningkatan kekerasan di Tepi Barat dalam beberapa bulan terakhir sebagian besar terlupakan karena pembantaian dan pengungsian warga Palestina di Gaza, di mana pasukan Israel memimpin serangan militer brutal melawan kelompok Hamas setelah serangan mematikan pada 7 Oktober di Israel.
Setidaknya 78 warga Palestina tewas dan 104 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir hingga Jumat (8/3) akibat serangan Israel yang terus-menerus di Jalur Gaza, kata Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.
Kementerian itu menyatakan pasukan Israel melakukan delapan pembantaian terhadap keluarga Arab Palestina di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir.
"Banyak orang masih terperangkap di bawah puing dan di jalan karena penyelamat tidak dapat mencapainya," demikian disebutkan dalam pernyataan tersebut, sambil menambahkan, "72% dari korban agresi Israel di Gaza adalah anak-anak dan perempuan."
Melanggar putusan sementara Mahmakah Internasional, Israel terus melakukan serangan di Jalur Gaza di mana hingga Jumat (8/3), setidaknya 30.878 warga Palestina tewas dan 72.402 terluka sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Perang Israel di Gaza telah mendorong 85% penduduk wilayah tersebut mengalami pengungsian internal di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah, sementara 60% infrastruktur hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di Gaza.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press