Putin Peringatkan Tidak Ada Tatanan Internasional Berkelanjutan tanpa Rusia yang Kuat dan Berdaulat
Kompas dunia | 1 Maret 2024, 02:35 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah tidak mungkin ada tatanan internasional berkelanjutan tanpa Rusia yang kuat dan berdaulat, Kamis (29/2/2024).
Peringatan tegas Putin itu disampaikan dalam pidato kenegaraan tahunan, menegaskan kesiapan Rusia untuk meningkatkan taruhan dalam adu kekuatan dengan Barat dan melawan upaya untuk menundukkan Rusia di bawah pengaruh Amerika Serikat (AS).
Dalam pidato kenegaraannya, Putin menekankan, Rusia berusaha menyatukan upaya mayoritas global dalam menghadapi tantangan internasional.
"Seperti transformasi bergejolak dalam ekonomi dunia, perdagangan, keuangan, dan pasar teknologi, ketika monopoli dan stereotip yang terkait dengannya runtuh," tutur Putin.
Sebagai contoh, Putin mengatakan, pada tahun 2028, negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), dengan memperhitungkan anggota baru, akan menciptakan sekitar 37 persen dari produk domestik bruto (PDB) global, sementara angka G7 akan turun di bawah 28 persen.
"Angka-angka ini cukup menggambarkan karena situasinya benar-benar berbeda hanya 10 atau 15 tahun yang lalu. Anda sudah mendengar saya mengatakannya secara terbuka sebelumnya. Inilah tren. Inilah tren global, dan tidak ada jalan keluar dari mereka karena itu adalah realitas objektif," ujar Putin.
Pada tahun 1992, pangsa G7 dalam PDB global dalam paritas daya beli atau keseimbangan kemampuan berbelanja (PPP) mencapai 45,7 persen, sedangkan negara-negara BRICS (asosiasi ini belum ada pada tahun 1992) hanya menyumbang 16,5 persen.
Baca Juga: Senator Rusia Peringatkan NATO: Kirim Pasukan ke Ukraina Sama Saja Deklarasi Perang
Namun, pada tahun 2022, G7 menyumbang 30,3 persen, sementara BRICS memiliki 31,5 persen PDB global. Hingga tahun 2028, persentasenya akan bergeser ke arah BRICS, dengan 36,6 persen dari PDB global, dan perkiraan angka untuk G7 adalah 27,8 persen.
"Tidak ada jalan keluar dari realitas obyektif ini, dan akan tetap begitu terjadi apa pun yang terjadi, termasuk di Ukraina," tegas Putin.
"Kami akan terus bekerja dengan negara-negara sahabat untuk menciptakan koridor logistik yang efektif dan aman, mengandalkan solusi terkini untuk membangun arsitektur keuangan global baru yang bebas dari campur tangan politik apa pun," ujar Putin.
Putin lebih lanjut menekankan kebijakan dasar Rusia terhadap tatanan dunia baru. Ia melihat Barat runtuh karena ulah mereka sendiri.
"Prinsip kesetaraan dan saling menghormati kepentingan masing-masing memandu kita dalam interaksi dengan mitra-mitra kita. Inilah sebabnya mengapa semakin banyak negara yang proaktif untuk menjadi bagian dari kegiatan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), BRICS, dan asosiasi lain yang melibatkan Rusia," paparnya.
Putin mencatat ada momentum positif dalam dialog Rusia dengan ASEAN. Pertemuan puncak Rusia-Afrika telah menjadi terobosan nyata, dan benua Afrika semakin bersikap tegas dalam mengejar kepentingannya dan menikmati kedaulatan yang nyata.
"Kami sungguh mendukung aspirasi ini," ujar Putin.
Rusia memiliki hubungan yang berlangsung lama dan positif dengan negara-negara Arab, yang memiliki peradaban unik dan berwarna di sepanjang Afrika Utara dan Timur Tengah.
"Percaya bahwa kita harus menemukan titik konvergensi baru dengan teman-teman Arab kita dan memperdalam kemitraan kita di segala bidang. Visi yang sama akan membimbing hubungan kita dengan Amerika Latin," tambah Putin.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV