> >

Ajal Tak Ada yang Tahu, Eksekusi Suntik Mati di AS Batal usai Tim Medis Gagal Temukan Pembuluh Darah

Kompas dunia | 29 Februari 2024, 11:30 WIB
Dipan tempat eksekusi mati yang dibatalkan di Idaho, Amerika Serikat, karena tim medis gagal menemukan pembuluh darah. Sebuah penjara di Idaho membatalkan eksekusi suntik mati terpidana kasus pembunuhan berantai, Thomas Eugene Creech, Rabu (29/2/2024), setelah tim medis berkali-kali gagal menemukan pembuluh darah. (Sumber: AP Photo)

Pengacara Creech mengajukan serangkaian banding terlambat untuk menunda eksekusinya. Termasuk klaim bahwa persidangan bandingnya tidak adil, dengan mengatakan membunuh dirinya karena dihukum oleh seorang hakim, bukan oleh juri, adalah tidak konstitusional.

Dia juga mengatakan negara tidak memberikan informasi cukup tentang bagaimana mendapatkan zat mematikan, pentobarbital, atau bagaimana cara memberikannya.

Namun, pengadilan tidak menemukan alasan untuk memberikan keringanan. Kesempatan terakhir Creech, petisi ke Mahkamah Agung AS, ditolak beberapa jam sebelum eksekusi yang dijadwalkan pada Rabu.

Baca Juga: Singapura akan Eksekusi Mati Perempuan Pertama dalam 19 Tahun, Gegara Perdagangan Narkoba 30 Gram

Kompleks penjara Negara Bagian Idaho di dekat Kuna, Idaho, ditampilkan pada Rabu, 28 Februari 2024.  (Sumber: AP Photo)

Selama Selasa (27/2/2024) malam, Creech menghabiskan waktu dengan istrinya dan makan hidangan terakhir termasuk ayam goreng, kentang tumbuk, saus kental, dan es krim.

Sekitar 15 demonstran berkumpul di luar penjara pada Rabu. Mereka, pada satu titik, menyanyikan "Amazing Grace."

Creech yang berasal dari Ohio, telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di balik jeruji besi di Idaho.

Meskipun ia dibebaskan dari tuduhan pembunuhan di Tucson, Arizona, pada 1973, pihak berwenang masih percaya ia melakukannya, karena menggunakan kartu kredit korban untuk bepergian ke Oregon.

Dia kemudian dihukum karena pembunuhan pada 1974 di Oregon dan California, lokasi ia pergi setelah cuti akhir pekan dari rumah sakit jiwa.

Pada tahun yang sama, Creech ditangkap di Idaho setelah membunuh John Wayne Bradford dan Edward Thomas Arnold, dua tukang cat yang memberinya tumpangan saat mereka sedang mengembara.

Dia sedang menjalani hukuman seumur hidup untuk pembunuhan itu ketika ia memukuli narapidana Jensen hingga mati pada 1981. Jensen cacat dan menjalani hukuman karena pencurian mobil.

Anggota keluarga menggambarkan Jensen selama sidang grasi Creech bulan lalu sebagai jiwa yang lembut yang suka berburu dan berada di luar ruangan.

Putri Jensen berusia 4 tahun saat ayahnya meninggal, dan dia berbicara tentang betapa menyakitkan tumbuh tanpa ayah.

Para pendukungnya mengatakan Creech sudah berubah. Beberapa tahun lalu, dia menikahi ibu dari seorang petugas penjara.

Mantan staf penjara mengatakan Creech terkenal karena menulis puisi dan mengungkapkan rasa terima kasihnya atas apa yang dilakukan para staf lembaga pemasyarakatan.

Baca Juga: Iran Eksekusi Mati Pria Swedia dengan Hukuman Gantung, Dituduh Otak Serangan yang Tewaskan 25 Orang

Direktur Departemen Penjara Idaho Josh Tewalt berbicara kepada media setelah rencana eksekusi Thomas Eugene Creech dibatalkan, Rabu, 28 Februari 2024. (Sumber: AP Photo)

Dalam sidang grasi, Jaksa Deputi Pengadilan Ada County, Jill Longhorst, tidak membantah Creech bisa menarik hati. Namun, kata dia, Creech tetap seorang psikopat, tanpa penyesalan dan empati.

Tahun lalu, legislator Idaho mengesahkan undang-undang yang mengizinkan eksekusi oleh regu tembak ketika suntik mati tidak tersedia.

Petugas penjara belum menulis kebijakan operasional standar untuk penggunaan regu tembak, dan mereka belum membangun fasilitas tempat eksekusi tembak mati.

Kedua hal tersebut harus dilakukan sebelum negara bagian dapat mencoba menggunakan undang-undang baru tersebut, yang berkemungkinan akan memicu gugatan hukum.

Negara-negara bagian lain juga mengalami kesulitan dalam melaksanakan suntikan mati.

Gubernur Alabama, Kay Ivey, menghentikan eksekusi selama beberapa bulan untuk melakukan tinjauan internal setelah pembatalan suntikan mati terhadap Kenneth Eugene Smith pada November 2022.

Itu menjadi ketiga kalinya sejak 2018 Alabama tidak dapat melaksanakan eksekusi karena ada masalah dengan saluran infus.

Smith pada Januari 2024 menjadi orang pertama yang dihukum mati dengan menggunakan gas nitrogen. Dia gemetar dan berkonvulsi selama beberapa menit di ranjang eksekusi mati. Idaho tidak mengizinkan eksekusi dengan hipoksia nitrogen.

Pada 2014, pejabat Oklahoma mencoba menghentikan suntikan mati ketika narapidana Clayton Lockett mulai meronta setelah dinyatakan tidak sadar.

Dia meninggal setelah 43 menit; tinjauan menemukan bahwa saluran infusnya lepas.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU