Kebakaran Hutan Texas Meluas, Fasilitas Senjata Nuklir AS Berhenti Beroperasi
Kompas dunia | 28 Februari 2024, 15:56 WIBDALLAS, KOMPAS.TV - Kebakaran hutan di Texas, Amerika Serikat (AS) dengan cepat meluas pada hari Rabu (28/2/2024), mendorong perintah evakuasi di kota-kota kecil dan penutupan fasilitas nuklir.
Angin kencang, rumput kering, dan suhu hangat yang tidak biasa makin memperparah kobaran api di wilayah Panhandle, pedesaan di negara bagian itu.
Kebakaran besar itu telah membakar hampir 1.040 kilometer persegi (400 mil persegi) sejak dimulai pada hari Senin, menurut Texas A&M Forest Service. Ukurannya pun telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam sehari.
Gubernur Partai Republik Greg Abbott mengeluarkan deklarasi bencana untuk 60 kabupaten. Kotamadya kecil Canadian dan Lipscomb telah melakukan langkah evakuasi, dan beberapa sekolah di daerah tersebut ditutup.
Hingga saat ini, pihak berwenang belum mengatakan apa yang menjadi penyebab kebakaran tersebut.
“Warga Texas didesak untuk membatasi aktivitas yang dapat menimbulkan percikan api dan mengambil tindakan pencegahan untuk menjaga keamanan orang yang mereka cintai,” kata Abbott dikutip dari Associated Press.
Fasilitas nuklir Pantex, yang terletak di dekat Amarillo, juga ditutup sebagai tindakan pencegahan pada Selasa (27/2/2024) malam.
Baca Juga: Amerika Serikat Usulkan Rancangan Resolusi Tandingan DK PBB untuk Gencatan Senjata Sementara di Gaza
“Kami telah mengevakuasi personel kami, personel yang tidak penting dari lokasi, hanya untuk berhati-hati,” kata Laef Pendergraft, juru bicara Kantor Produksi Administrasi Keamanan Nuklir Nasional di Pantex, dalam konferensi pers.
“Tetapi kami memiliki pemadam kebakaran yang lengkap dan telah terlatih untuk skenario ini, yang berada di lokasi dan mengawasi serta siap jika terjadi keadaan darurat di lokasi pembangkit listrik.”
Pantex terletak sekitar 17 mil (27,36 kilometer) timur laut Amarillo dan sekitar 320 mil (515 kilometer) barat laut Dallas.
Sejak tahun 1975, tempat ini menjadi tempat perakitan dan pembongkaran bom atom utama AS. Mereka merakit bom baru terakhir pada tahun 1991 sambil membongkar ribuan bom.
Petugas pemadam kebakaran berjuang untuk mengendalikan api di tengah kondisi yang sulit. Cuaca panas dan kering, dikombinasikan dengan angin kencang, menciptakan kondisi yang ideal untuk penyebaran api dengan cepat.
Belum ada laporan korban jiwa, tetapi beberapa rumah dan bangunan telah hancur.
Pejabat memperingatkan penduduk di daerah tersebut untuk tetap waspada dan mengikuti perintah evakuasi dari pihak berwenang.
Baca Juga: Presiden Amerika Serikat Joe Biden Sebut Tindakan Israel di Jalur Gaza Berlebihan
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press