Media Asing Sorot Prabowo, Sebut AS Rela Lupakan Sejarah Kontroversial demi Kepentingan Strategis
Kompas dunia | 23 Februari 2024, 05:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Media-media mancanegara kembali memperbincangkan peluang besar Prabowo Subianto menjadi presiden dan artinya bagi hubungan luar negeri Indonesia.
Terkini, media asal Singapura, The Straits Times menerbitkan analisis bahwa Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan melupakan riwayat dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan Prabowo.
Hal tersebut demi ekonomi dan menjaga hubungan AS-Indonesia yang sudah disepakati pada aras komprehensif strategis.. Terlebih lagi, Washington memerlukan mitra di kawasan Indo-Pasifik untuk membendung pengaruh China.
"Realpolitik selalu menjadi kekuatan utama di Washington," kata peneliti Foreign Policy Institute Johns Hopkins University’s School of Advanced International Studies, Vikram Nehru dikutip Straits Times, Kamis (22/2/2024).
Baca Juga: Kalkulasi TKN Prabowo-Gibran untuk Program Makan Siang dan Susu Gratis di Tahun Pertama hingga 2029
Sikap Washington diperkirakan akan melunak jika Prabowo menjadi presiden Indonesia. Pasalnya, bagi AS, hubungan baik dengan Indonesia untuk menghadapi China dinilai lebih penting dibanding riwayat pelanggarn HAM.
Sebelumnya, media asal AS, CNN menyinggung riwayat Prabowo yang pernah dilarang masuk Negeri Paman Sam karena dugaan pelanggaran HAM.
Namun, mantan danjen Kopassus itu dinilai berhasil memoles citra dan menampilkan diri sebagai kandidat pemimpin yang "menggemaskan."
"Prabowo bekerja sangat keras memoles masa lalunya yang mengerikan dan menghadirkan diri dengan imej yang lebih lunak dan menggemaskan. Namun, terlalu dini untuk menebak akan menjadi presiden seperti apa dia," kata profesor politik Asia Tenggara di National War College AS, Zachary Abuza dikutip CNN, Senin (19/2).
"Fokus (pemerintahan) Jokowi adalah ekonomi... Saya kira Prabowo akan melihat segala permasalahan melalui kacamata militer. Menjaga kedaulatan dan keamanan nasional akan menjadi prioritasnya," lanjutnya.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV