WHO: 50 Persen Lebih Penduduk Dunia Berisiko Tinggi Terkena Wabah Campak pada 2024
Kompas dunia | 22 Februari 2024, 05:40 WIB"Sampai saat ini belum ada laporan peningkatan kasus campak. Datanya bisa dilihat di website surveilans campak," kata Nadia pada 26 Januari 2024, dikutip dari Kompas.com.
Surveilans campak adalah situs pemantauan yang menyajikan data termutakhir semua kasus campak di Indonesia.
Meskipun belum ada peningkatan kasus campak di Indonesia, Nadia mengimbau masyarakat segera melakukan vaksinasi untuk pencegahan.
"Tentunya harus dilengkapi dengan vaksinasi sebagai upaya pencegahan campak," ujarnya.
Campak dapat menyerang semua kelompok umur, namun komplikasi lebih akut terjadi pada anak di bawah lima tahun dan warga di atas 30 tahun.
Jika tertular saat hamil, penyakit ini dapat menyebabkan lahir mati, keguguran, atau kelahiran prematur.
Gejala campak biasanya dimulai 10 hingga 14 hari setelah terpapar virus, dan meliputi ruam yang menonjol, mawar merah, batuk, mata merah dan berair, serta bintik putih kecil di dalam pipi.
Komplikasinya seperti kebutaan, ensefalitis, diare parah, dan masalah pernapasan termasuk pneumonia.
Setidaknya 130.000 orang diduga meninggal karena campak pada tahun 2022, menurut pemodelan WHO, dan jumlah kematian diperkirakan akan jauh lebih tinggi pada 2024 seiring dengan meningkatnya infeksi.
“Pada tahun 2024, kematian akibat campak tidak dapat diterima. Kita mempunyai vaksin aman yang sangat efektif yang dapat mencegah kematian akibat campak di mana pun,” ucap Crowcroft.
Baca Juga: WHO Peringatkan Warga Dunia akan Datangnya Penyakit Tak Dikenal: Hanya soal Waktu
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : The Telegraph