> >

Analis Ungkap Kebijakan Luar Negeri Kepresidenan Prabowo Hadapi Persaingan Sengit AS vs China

Kompas dunia | 16 Februari 2024, 21:05 WIB
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto (kanan) didampingi calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka (kiri) tiba di Jakarta Convention Center (JCC) untuk mengikuti debat perdana cawapres Pemilu 2024 di Jakarta, Jumat (22/12/2023) malam. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

Tetapi beberapa ahli khawatir fokus Prabowo pada membangun militer Indonesia mungkin dilihat negatif di wilayah tersebut.

"Saya khawatir hal itu akan menimbulkan kekhawatiran di antara tetangga-tetangga kita tentang posisi Indonesia terhadap ASEAN dan Asia-Pasifik," kata Kenawas.

Apakah Indonesia dan Australia akan memperkuat hubungan?

Salah satu unggahan media sosial pertama Prabowo setelah pemilu berakhir menyampaikan pesan bagi publik Indonesia bahwa dia telah berbicara dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, dan analis mengharapkan dia akan membina hubungan positif dengan Canberra.

Australia telah berusaha meningkatkan hubungan dengan Indonesia dalam serangkaian diplomasi yang bertujuan untuk melawan China dan meningkatkan perdagangan.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong, yang sebelumnya meminta Canberra untuk menempatkan lebih banyak penekanan pada hubungan perdagangan miliaran dolar dengan Jakarta, mengatakan pemerintah berharap dapat bekerja sama dengan siapa pun yang memenangkan pemilihan.

Tetapi Indonesia adalah salah satu dari beberapa negara Asia yang telah menyatakan kekhawatiran tentang pakta keamanan AUKUS antara Australia, Inggris Raya, dan AS.

Baca Juga: Prabowo Unggul, Gedung Putih Ungkap Akan Hormati Hasil Pemilu Indonesia 2024

Indonesia hari Kamis, (10/2/2022) resmi membeli enam pesawat tempur Rafale sebagai bagian dari total pesanan 42 pesawat. Prabowo Subianto dihadapkan pada tugas untuk menjaga keseimbangan hubungan dengan Amerika Serikat dan China, di antara tantangan lainnya, dalam nusantara yang kaya sumber daya ini. Berikut adalah arti kepresidenan Prabowo Subianto bagi sekutu Indonesia di seluruh dunia. (Sumber: Jakarta Post)

Bagaimana dengan Uni Eropa?

Prabowo telah melawan Uni Eropa atas pembatasan produk terkait deforestasi, menuduh blok tersebut memiliki standar ganda, dan mempertanyakan relevansinya dalam hubungan global.

"Ada pergeseran di dunia," katanya dalam pidatonya pada November lalu, "Sekarang kita tidak lagi benar-benar membutuhkan Eropa."

Ada juga kritik tentang jejak rekam hak asasinya setelah dia diberhentikan dari angkatan bersenjata karena penculikan aktivis pada akhir 1990-an.

Meskipun dia membantah tanggung jawab, persepsi negatif di Eropa tetap ada, kata analis. "Akan sangat sulit bagi Prabowo untuk meyakinkan dunia bahwa dia mampu bekerja dengan prinsip-prinsip," kata Rezasyah.

"Dia perlu memiliki tim impian yang kuat yang bersahabat dengan Eropa."

Akankah Prabowo menawarkan rencana perdamaian lain untuk Ukraina?

Prabowo mengejutkan Kiev pada pertengahan 2023 ketika dia mengusulkan rencana untuk mengakhiri perang Ukraina, tampaknya tanpa berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo.

Dia berbicara tentang zona demiliterisasi yang dijamin oleh pengamat dan pasukan perdamaian PBB, serta referendum yang diawasi PBB di "daerah yang diperebutkan".

Kiev menyebutnya "rencana aneh" dan menolaknya secara langsung, menyebutnya sebagai rencana Rusia. Uni Eropa juga mengkritiknya. Jakarta sebelumnya mencoba memediasi perdamaian, tetapi analis menyebut tampaknya tidak mungkin Prabowo akan mencoba lagi.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Business Times Singapore


TERBARU