Prabowo Unggul di Quick Count, Media Asing Sorot Legasi Jokowi dan Tautan Orde Baru
Kompas dunia | 14 Februari 2024, 20:33 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul berdasarkan hasil berbagai hitung cepat atau quick count Pilpres 2024, Rabu (14/2/2024). Media-media mancanegara pun menyoroti hasil quick count yang menjadi prediksi Prabowo menang satu putaran.
Kantor berita Associated Press menyoroti kedekatan Prabowo Subianto dengan eks rivalnya, Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi. Prabowo disebut mencitrakan diri sebagai penerus arah pemerintahan Jokowi.
Associated Press juga menyinggung awal karier politik Jokowi yang naik di "perkampungan kumuh pinggir sungai" ke puncak politik Indonesia. Namun, menutup masa jabatan terakhir dengan menggandeng mantan jenderal yang dipasangkan dengan anaknya yang diloloskan melalui Mahkamah Konstitusi.
"Pengkritik menuduh (Jokowi) Widodo mencoba membangun dinasti politik kendati dia menjadi presiden pertama yang muncul dari luar lingkaran elite politik dan militer sejak akhir pemerintahan diktator Suharto pada 1998 yang identik dengan pelanggaran hak asasi manusia yang masif, perampasan, dan kerusuhan politik," demikian tulis Associated Press.
Baca Juga: Respons Hasil Quick Count, PDIP Soroti Kecurangan Pemilu secara Masif, Bentuk Tim Investigasi
Sementara itu, media yang berbasis di Qatar, Al Jazeera mewawancarai Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini terkait hasil quick count yang mengunggulkan Prabowo.
Menurut Titi, pemilih di Indonesia masih menyukai kepemimpinan figur yang dicitrakan tegas dan melayani rakyat. Titi pun menyebut unggulnya Prabowo terkait dengan kebijakan bansos Jokowi yang populer.
"Kedua hal tersebut (citra tegas dan merakyat) dipandang melekat pada Prabowo dengan latar belakang militer dan Gibran yang adalah anak Jokowi," kata Titi kepada Al Jazeera.
"Bantuan sosial benar-benar memengaruhi pilihan orang-orang dan menimbulkan kekhawatiran bahwa itu tidak akan berlanjut jika mereka tidak memilih Prabowo-Gibran," lanjutnya.
Time sorot masa lalu Prabowo
Media asal Amerika Serikat (AS), Time menyorot keunggulan Prabowo dengan menyinggung profil sang jenderal. Time membuka artikelnya dengan keterangan bahwa Prabowo pernah dilarang masuk AS karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV