Hamas Ajukan Usulan Tandingan dalam Perundingan Gencatan Senjata dengan Israel, Ini Rinciannya
Kompas dunia | 7 Februari 2024, 23:46 WIB
GAZA, KOMPAS.TV - Kelompok perlawanan Palestina di Gaza, Hamas, dilaporkan telah mengirimkan usulan tandingan dalam perundingan gencatan senjata dengan Israel, di antaranya mengajukan lima pihak sebagai penjamin kesepakatan damai.
Hamas mengusulkan rencana gencatan senjata dibagi menjadi tiga tahap, di mana kelompok tersebut akan menukar tawanan Israel yang mereka tangkap pada 7 Oktober dengan tawanan Palestina.
Hamas juga ingin memastikan terjadinya rekonstruksi Gaza, masuknya bantuan bagi pengungsi, dan adanya jaminan penarikan pasukan Israel secara keseluruhan, serta pertukaran jenazah.
Mohammad Nazzal, anggota senior biro politik Hamas, kepada Al Jazeera mengatakan proposal tandingan tersebut menetapkan batas waktu yang jelas, terutama untuk gencatan senjata, sesuatu yang menurutnya tidak ada dalam proposal yang saat ini dibahas.
"Di antara rincian ini, tidak ada yang bisa dikompromikan," tegas Nazzal, Rabu (7/2/2024).
"Mesin pembunuh Israel harus dihentikan. Kami ingin melihat penarikan sepenuhnya pasukan pendudukan Israel dari Jalur Gaza. Respons kami realistis dan tuntutan kami masuk akal."
Nazzal mengatakan lima pihak telah dipilih sebagai "penjamin" jika kesepakatan gencatan senjata dengan Israel berhasil, yaitu Qatar, Mesir, Turki, Rusia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca Juga: PM Qatar Sebut Hamas Beri Respons Positif Proposal Gencatan Senjata dengan Israel
"Kami berharap negosiasi akan dimulai. Begitu dimulai, segala hambatan bisa diatasi sepanjang jalan untuk mencapai kesepakatan final di mana kita bisa menyelesaikan detail-detailnya," kata Nazzal.
Dia merespons tajam ketika ditanya tentang komentar Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menyebut proposal tandingan yang diajukan Hamas "sedikit berlebihan".
"Kami tidak mengharapkan presiden Amerika untuk mengeluarkan pernyataan yang lebih baik. Dia benar-benar bias dan merupakan bagian dari perang yang dilancarkan di Gaza," kata Nazzal.
"Dia memberikan dukungan politik dan hukum untuk Israel dan telah mendukung semua langkah Netanyahu. Mereka bekerja bersama-sama, memberikan bantuan militer dan keuangan."
"Kami mengharapkan pemerintahan AS untuk mengambil keputusan akhir: Apakah mereka bersedia perang terus berlanjut? Atau mereka menginginkan gencatan senjata permanen?" ujar Nazzal.
Setidaknya 27.708 orang telah tewas dan 67.147 luka-luka akibat serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober.
Sedangkan Israel mengeklaim serangan Hamas pada 7 Oktober menewaskan 1.139 orang, termasuk tentara.
Baca Juga: PBB Ungkap Israel Memblokir 51 dari 61 Pengiriman Bantuan ke Gaza Utara Selama Januari
Rincian proposal Hamas untuk gencatan senjata di Gaza:
- Kesepakatan dibagi menjadi tiga fase, masing-masing berlangsung selama 45 hari.
- Selama fase pertama, Hamas akan melepaskan tawanan Israel - termasuk wanita, anak-anak, lansia, dan yang sakit - ditukar dengan 1.500 tawanan Palestina.
- Setidaknya 500 truk bantuan dan bahan bakar diizinkan masuk setiap hari ke seluruh wilayah Jalur Gaza.
- Jaminan bagi warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke tempat tinggal mereka, kebebasan bergerak di Jalur Gaza, dan pembukaan pintu-pintu perlintasan.
- Sedikitnya 60.000 rumah sementara dan 200.000 tenda diizinkan masuk ke Gaza.
- Penghentian serbuan ke kompleks Masjid Al-Aqsa oleh para pemukim Israel.
- Sisa tawanan pria akan dibebaskan selama fase kedua, dan sisa jenazah yang tewas dalam pertempuran ditukar pada fase ketiga.
- Pada akhir fase ketiga, Hamas berharap kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Al Jazeera