Ada Temuan Salah Bor Badan Pesawat saat Proses Produksi 737 Max, Nasib Boeing Makin Runyam
Kompas dunia | 6 Februari 2024, 08:15 WIBSEATTLE, KOMPAS.TV - Boeing menemukan masalah baru pada beberapa badan pesawat 737 Max, yaitu salah bor badan pesawat, Senin (5/2/2024). Cacat produksi teranyar yang menimpa Boeing ini akan menunda pengiriman sekitar 50 pesawatnya.
Pada Minggu malam (4/2), Boeing mengaku seorang karyawan pemasok memberi tahu manajer tentang lubang yang dibor dengan tidak benar.
Kepala divisi pesawat komersial Boeing mengatakan beberapa pesawat yang belum dikirim ke maskapai penerbangan perlu dikerjakan ulang. Tetapi, melansir Associated Press, dia mengatakan masalah ini tidak memengaruhi keamanan pesawat jet 737 Max yang sudah terbang.
“Mereka harus menanamkan budaya keselamatan yang tidak ada duanya,” kata Tim Clark kepada media. “Mereka harus meninjau proses manufaktur dan tidak mengambil jalan pintas (dalam proses produksi) dan lain-lain. Saya yakin (CEO Boeing) Dave Calhoun dan Stan Deal (kepala divisi pesawat komersial Boeing) paham kesempatan terakhir ini.”
Clark adalah eksekutif industri terbaru yang mengkritik Boeing, menambah tekanan pada Calhoun, yang menjadi CEO usai Dennis Muilenburg dipecat sebagai dampak dari dua kecelakaan mematikan yang melibatkan pesawat Max 8. Secara total, 346 orang tewas.
Masalah kualitas terbaru melibatkan dua lubang yang dibor dengan tidak benar di bingkai jendela beberapa pesawat 737 Max.
Masalah ini dilaporkan oleh Spirit AeroSystems, pemasok utama yang menyediakan Boeing dengan badan pesawat untuk jenis 737 Max.
Baca Juga: Kaca Copot saat Penerbangan, Sejumlah Boeing 737 Max 9 Ternyata Punya Masalah Baut
“Sementara kondisi potensial ini bukan masalah keselamatan yang bersifat segera dan semua 737 dapat terus beroperasi dengan aman, kami saat ini percaya harus melakukan perbaikan pada sekitar 50 pesawat yang belum dikirim,” kata Deal dalam surat kepada karyawan.
Boeing dan Spirit AeroSystems menghadapi pengawasan intensif atas kualitas pekerjaan mereka setelah pesawat 737 Max 9 milik Alaska Airlines terpaksa melakukan pendaratan darurat pada 5 Januari ketika panel yang disebut plug pintu meledak dari sisi pesawat segera setelah lepas landas dari Portland, Oregon.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) sedang menyelidiki kecelakaan tersebut, sementara Administrasi Penerbangan Federal menyelidiki apakah Boeing dan pemasoknya mengikuti prosedur kontrol kualitas.
NTSB diharapkan akan mengeluarkan laporan awal tentang ledakan Alaska Airlines minggu ini.
Pengungkapan masalah kualitas baru yang melibatkan pesawat Boeing itu diumumkan ketika eksekutif maskapai penerbangan terkemuka lainnya menyerang produsen tersebut.
Presiden Emirates, maskapai penerbangan internasional besar yang berbasis di Dubai, mengatakan kepada Financial Times bahwa dia melihat “penurunan progresif” dalam standar Boeing, yang dia salahkan pada kesalahan manajemen, termasuk menempatkan kinerja keuangan di atas keunggulan teknik.
Saham The Boeing Co., yang sudah turun 20% tahun ini, merosot 2% lagi dalam perdagangan tengah hari Senin.
Baca Juga: Kecewa dengan Kualitas Boeing, CEO United Airlines di AS akan Pilih Pesawat Lain Gantikan Jenis Max
Masalah dengan Boeing membuka celah dengan beberapa pelanggan terbesarnya. CEO United Airlines Scott Kirby mengatakan bulan lalu bahwa maskapai akan mempertimbangkan pesawat alternatif di masa depan. CEO Alaska Airlines Ben Minicucci mengatakan, “Saya lebih dari frustrasi dan kecewa. Saya marah.”
Alaska dan United Airlines adalah dua maskapai AS satu-satunya yang terbang dengan Max 9. Mereka melaporkan menemukan perangkat keras longgar di plug pintu pesawat lain yang mereka inspeksi setelah kecelakaan tersebut. FAA menjatuhkan sanksi pada semua Max 9 di AS sehari setelah insiden.
Dua minggu kemudian, badan tersebut menyetujui proses inspeksi dan pemeliharaan untuk membuat pesawat kembali terbang. Pada Senin, 94% dari Max 9 Alaska dan United telah diperiksa dan dinyatakan aman untuk kembali beroperasi, menurut FAA.
Wakil Administrator Asosiasi FAA untuk Keselamatan Penerbangan, Jodi Baker, hari Senin mengatakan FAA telah meningkatkan pengawasan terhadap pabrik 737 Boeing di Renton, Washington.
Dia mengatakan FAA kini melakukan lebih banyak “pengawasan” terhadap pekerja pabrik daripada mengandalkan “audit” terhadap pekerjaan produsen.
FAA telah memerintahkan Boeing untuk tidak membuat lebih dari 38 pesawat 737 setiap bulan sampai masalah kualitas yang ada dapat diselesaikan sepenuhnya.
Di sisi lain, Boeing berencana untuk meningkatkan produksi mereka menjadi 42 pesawat per bulan pada tahun ini. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan dan memenuhi permintaan maskapai penerbangan akan pesawat baru.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press