Rusia Kecam AS usai Serang Fasilitas Iran di Irak dan Suriah: Mereka Ingin Mengobarkan Konflik
Kompas dunia | 4 Februari 2024, 11:35 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia mengecam Amerika Serikat (AS) usai serang fasilitas Iran di Irak dan Suriah.
AS telah melakukan serangan ke fasilitas yang digunakan Iran dan milisi yang didukung oleh oleh negara mullah itu, Jumat (2/2/2024).
Aksi serangan tersebut merupakan balasan atas serangan drone ke markas AS di Yordania yang menyebabkan tiga tentara AS tewas.
Baca Juga: Hamas Tuntut Israel Bebaskan Nelson Mandela-nya Palestina, Marwan Barghouti, Sepenting Apa Sosoknya?
Gedung Putih menegaskan bahwa serangan drone tersebut dilakukan oleh milisi yang didukung Iran.
Akibat serangan AS, Pemerintah Irak mengungkapkan pada Sabtu (3/2/2024), 16 orang tewas, termasuk warga sipil.
Sedangkan di Suriah, dilaporkan 18 orang terbunuh atas serangan AS.
Juru Bicara Menteri Luar Negeri Rusia Maria Zarakhova pun mengecam serangan AS tersebut.
“Jelas bahwa serangan ini didesain dan dilakukan untuk mengobarkan konflik lebih jauh,” ujar Zakharova dikutip dari Al-Jazeera.
“Dengan penyerangan ini, nyaris tanpa penundaan, fasilitas yang diduga dipakai kelompok pro-Iran di Irak dan Suriah, AS secara sengaja mencoba memancing wilayah terbesar di negara itu ke dalam konflik,” tambahnya.
Rusia sendiri menyerukan agar Dewan Keamanan PBB segera melakukan pertemuan darurat atas serangan AS.
“Kami hanya menuntut dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bersidang atas ancaman terhadap perdamaian dan keselamatan yang ditimbulkan akibat serangan AS ke Suriah dan Irak,” kata diplomat Rusia di PBB, Dmitry Polyansky lewat media sosial.
Baca Juga: Iran Ejek Serangan Balasan AS ke Irak dan Suriah sebagai Kesalahan Strategis: Tak Hasilkan Apa pun
Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell menyayangkan situasi yang saat ini semakin memanas.
“Semua orang harus menghindari situasi saat ini menjadi lebih meledak,” kata Borrell.
Meski Borrell tak menyebut seragan AS secara langsung, ia mengulangi peringatan bahwa Timur Tengah saat ini semakin panas dan bisa segera meledak.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Al-Jazeera