> >

AS Ngaku Tak Ingin Perang dengan Iran usai 3 Tentaranya Tewas di Yordania, tapi Bakal Balas Serangan

Kompas dunia | 30 Januari 2024, 12:32 WIB
Presiden AS Joe Biden di Carolina Selatan, Minggu, (28/1/2024). Presiden AS Joe Biden mengumumkan  tiga tentara Amerika Serikat tewas dan 34 lainnya terluka hari Minggu (28/1/2024) dalam serangan drone di bagian timur laut Yordania, dekat perbatasan Suriah, namun Yordania membantah dan mengatakan serangan terjadi di Suriah. (Sumber: AP Photo)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) mengatakan tidak ingin berperang dengan Iran usai tiga prajuritnya tewas dalam sebuah serangan di Yordania.

Menurut Departemen Pertahanan AS atau Pentagon, Iran tidak sedang berupaya untuk memulai perang dengan AS, dan Washington pun tidak ingin berperang.

Meski begitu, juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, menyalahkan Iran atas serangan yang menewaskan tiga tentara AS itu.

AS menuding kelompok Kataib Hezbollah yang didukung Iran, berada di balik serangan tersebut dan menyatakan bakal membalas serangan tersebut.

"Kami tidak mencari perang, tetapi kami akan mengambil tindakan, dan menanggapi serangan terhadap pasukan kami," kata Singh, Senin (29/1/2024), dikutip dari The Guardian.

Usai serangan tersebut, Presiden AS Joe Biden mendapatkan tekanan politik untuk menyerang Iran.

Akan tetapi, Biden menegaskan dirinya enggan melakukan hal tersebut karena takut memicu perang yang lebih luas. Namun, kata dia, AS tetap akan memberikan respons.

Sebelumnya, Partai Republik menuding Biden membiarkan pasukan AS menjadi sasaran empuk kelompok militan.

"Dia (Biden) membuat pasukan kita sebagai sasaran empuk," ucap Senator AS dari Partai Republik, Tom Cotton.

"Satu-satunya jawaban terhadap serangan-serangan ini adalah pembalasan militer yang dahsyat terhadap pasukan Iran, baik di Iran maupun di Timur Tengah," imbuhnya.

Baca Juga: Washington: 3 Tentara AS Tewas dan 34 Lainnya Terluka dalam Serangan Drone di Yordania

"Presiden Biden butuh waktu sangat lama sebelum akhirnya meminta pertanggungjawaban rezim teroris Iran dan proksi ekstremis mereka atas serangan yang mereka lakukan," kata anggota Partai Republik lain, Mike Rogers.

Kritik juga dilontarkan mantan Presiden Donald Trump yang menyebut serangan itu sebagai "konsekuensi dari kelemahan dan penyerahan diri Joe Biden."

Iran sebelumnya telah membantah tudingan bahwa serangan yang dilakukan kelompok militan di Yordania itu dilakukan atas perintahnya.

"Seperti yang telah kami nyatakan dengan jelas sebelumnya, kelompok perlawanan di kawasan ini menanggapi kejahatan perang dan genosida yang dilakukan oleh rezim Zionis yang membunuh anak-anak," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, dikutip dari IRNA

"Mereka tidak menerima perintah dari Republik Islam Iran."

"Kelompok-kelompok ini memutuskan dan bertindak berdasarkan prinsip dan prioritas mereka sendiri serta kepentingan negara dan rakyat mereka," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, tiga pasukan AS tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan drone yang terjadi di pos terpencil bernama Tower 22 di Yordania pada Minggu (28/1/2024) lalu.

Serangan tersebut diduga diluncurkan oleh kelompok militan yang berbasis di Irak dengan dukungan Iran.

Pentagon mengungkapkan identitas tiga prajurit yang tewas yakni Sersan William Jerome Rivers (46), Spesialis Kennedy Sanders (24), dan Spesialis Breonna Alexsondria Moffett (23).

Baca Juga: Amerika Serikat Akan Kembali Tetapkan Houthi sebagai Kelompok Teroris Global

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : The Guardian/Associated Press


TERBARU