Israel Dukung Dihentikannya Dana UNRWA dan Diganti saat Perang usai, Reaksi PBB Mengagetkan
Kompas dunia | 28 Januari 2024, 17:22 WIBTEL AVIV, KOMPAS.TV - Israel mendukung dihentikannya dana ke Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) yang dituduh terlibat dalam serangan Hamas ke negara Zionis pada 7 Oktober.
Bahkan Israel meminta agar badan tersebut segera diganti saat perang melawan Hamas di Gaza usai.
Namun, PBB tampaknya tak mempedulikan pernyataan tersebut.
Baca Juga: Pengamat: Jika Putin Tak Juga Kalah, Rakyat Inggris Harus Siap Wajib Militer dalam 6 Tahun ke Depan
Amerika Serikat, Inggris, Italia, Belanda, Jerman, Australia, Finlandia dan Kanada memutuskan menunda pendanaan untuk Badan Pengungsi Palestina PBB itu.
Hal itu terjadi setelah Israel menuduh sejumlah staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas ke wilayah Zioni itu pada 7 Okrober.
Menteri Luas Negeri Israel, Israel Katz mendukung keputusan sejumlah sekutunya tersebut untuk menghentikan pendanaan UNRWA.
Selain itu, Katz juga menyerukan keberadaan UNRWA segera ditutup saat perang di Gaza usai.
“Dalam pembangunan ulang Gaza, UNRWA harus segera ditutup digantikan oleh badan yang secara jujur berdedikasi untuk perdamaian dan pekembangan,” tulisnya di media sosial X dikutip The Times of Israel, Sabtu (27/1/2024).
Wakil Juru Bicara PBB, Farhan Haq pun bereaksi atas pernyataan Kaytz.
“Kami tak merespons retorika seperti itu. Secara keseluruhan UNRWA memiliki rekor yang kuat, yang telah berulang kali kami tekankan,” katanya.
Baca Juga: Barat Terbelah untuk Bantuan Dana UNRWA, Irlandia Ogah Ikuti AS dan Inggris yang Hentikan Pendanaan
UNRWA selalu menolak tuduhan mereka terkait pada upaya teror di masa lalu, dan mempertahankannya sebagai lembaga bantuan dan kemanusiaan.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina mengkritik apa yang digambarkannya sebagai kampnye Israel melawan UNRWA.
Sedangkan Hamas mengutuk pemecatan staf UNRWA hanya berdasarkan informasi yang diperoleh dari musuh Zionis.
Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya
Sumber : The Times of Israel