> >

Sekali Gebuk 21 Tentara Israel Tewas di Tangan Hamas dalam Serangan Tunggal Paling Mematikan di Gaza

Kompas dunia | 23 Januari 2024, 15:34 WIB
Kendaraan pengangkut personel Israel bergerak di dekat perbatasan Israel-Gaza dengan latar belakang asap yang membubung di Jalur Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007, dilihat dari selatan Israel, Minggu, 21 Januari 2024. (Sumber: AP Photo/Leo Correa)

 

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Militer Israel, Selasa (23/1/2024), mengakui 21 tentaranya tewas di Jalur Gaza dalam serangan tunggal paling mematikan yang dilancarkan pejuang Hamas terhadap pasukannya sejak 7 Oktober lalu.

Ke-21 tentara tersebut tergabung dalam pasukan yang sedang menyiapkan bahan peledak untuk meruntuhkan dua gedung di pusat Gaza, Senin (22/1/2024). Seorang personel Hamas lalu menembakkan granat roket ke tank Israel di dekat gedung tersebut.

Tembakan itu memicu ledakan lalu meruntuhkan dua gedung bersama 21 tentara Israel di dalamnya, kata Laksamana Muda Daniel Hagari, juru bicara militer utama Israel, seperti dilaporkan Associated Press.

Tingginya jumlah kematian tersebut dapat semakin memperbesar desakan agar Israel menghentikan sementara serangannya atau bahkan seterusnya.

Banyaknya korban tentara Israel sebelumnya mampu menekan pemerintah Israel untuk menghentikan operasi militernya.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk terus maju hingga Israel menghancurkan kelompok militan Hamas dan membebaskan lebih dari 100 orang yang ditawan di Gaza.

Baca Juga: Hamas Terbitkan Laporan Resmi tentang Alasan Serang Israel dalam Operasi Banjir Al-Aqsa 7 Oktober

Seorang pria Palestina membawa jenazah seorang anak yang tewas dibunuh Israel, di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, Jalur Gaza, Senin, 22 Januari 2024. (Sumber: AP Photo)

Sementara opini masyarakat Israel terpecah mengenai apakah keinginan Netanyahu itu mungkin tercapai atau tidak.

Keluarga orang-orang yang ditahan Hamas dan banyak pendukung mereka makin mendesak agar Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata. Mereka mengatakan waktu semakin menipis untuk membawa pulang para tahanan dengan selamat.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU