Keluarga Sandera Israel Sudah Tak Percaya Netanyahu, Ancam Bakal Bertindak Sendiri
Kompas dunia | 20 Januari 2024, 14:17 WIBTEL AVIV, KOMPAS.TV - Keluarga sandera Israel yang ditawan Hamas sudah tak percaya lagi terhadap Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
Mereka menganggap Netanyahu tak serius dalam mengembalikan para sandera Israel yang saat ini ada di Gaza. Rasa tidak percaya keluarga korban diungkapkan oleh media Israel, KAN.
Media tersebut bahkan menegaskan bahwa pihak keluarga mengancam bakal bertindak sendiri untuk menyelamatkan para sandera.
Baca Juga: Upaya Netanyahu Tolak Negara Palestina Usai Perang Gaza Dibanjiri Kritik, Bahkan dari Sekutu Sendiri
Namun, mereka tak mengungkapkan tindakan apa yang bakal diambil.
“Setiap penindaan dinegosiasi akan membuat nyawa mereka (sandera Israel di Gaza) dalam bahaya,” kutip KAN dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu (20/1/2024)
KAN juga melaporkan puluhan keluarga sandera Israel pada Jumat (19/1/2024), menyambangi rumah Netanyahu di Caesarea di utara Israel.
Mereka melakukan hal tersebut untuk menekannya demi pembebasan para sandera.
Mantan kepala intelijen Israel Mossad, Tamir Pardo juga ikut bergabung dengan para eks pejabat keamanan yang meminta Pemerintah Israel mulai melakukan langkah untuk membebaskan para sandera.
Ia mengatakan kepada KAN, bahwa mengakhiri perang di Gaza dengan terbunuhnya para sandera berarti Israel telah kalah untuk pertama kalinya.
Pardo juga menegaskan perlunya memperbaiki pendekatan pemerintah yang tak mempedulikan warganya.
Israel memperkirakan bahwa Hamas masih menyandera 135 warga Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Baca Juga: Pemimpin Uni Eropa Menuduh Israel Gunakan Hamas untuk Lemahkan Otoritas Palestina
Hamas sendiri menginginkan gencatan senjata di Gaza, dan pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel untuk ditukar dengan para sandera yang masih ditahan.
Israel melakukan pengeboman tanpa henti ke Gaza, dengan dalih menghancurkan Hamas.
Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan 24.762 warga Palestina telah terbunuh karena serangan Israel.
Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, serta sebanyak 62.108 orang cedera.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Anadolu Agency