Frederik X Resmi Jadi Raja Denmark, Ingin Menjadi Pemersatu di Masa Depan
Kompas dunia | 15 Januari 2024, 11:11 WIBKOPENHAGEN, KOMPAS.TV - Raja Frederik X resmi menjadi penguasa negara Denmark, Minggu (14/1/2024).
Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen memproklamirkan Raja Frederik X sebagai Raja Denmark di Balkon Istana Christianborg, Kopenhagen.
Raja Frederik X resmi menjadi penguasa Denmark tepat setelah Ratu Margrethe II menandatangani pengunduran dirinya.
Baca Juga: Mengerikan, Jendela Kokpit Pesawat Retak Saat Terbang, Akhirnya Putar Balik
Keputusan Ratu Margrethe itu mengakhiri 52 tahun kekuasaannya, yang menjadi terlama di Denmark.
Ratu Margrethe juga menjadi Monarki kerajaan Denmark pertama yang memutuskan mengundurkan diri selama hampir 900 tahun.
“Hidup King Frederik Ke-10,” ujar PM Frederiksen di balkon istana yang disaksikan puluhan ribu rakyat Denmark yang memenuhi jalanan Ibu Kota negara tersebut, dikutip dari The Guardian.
Pada pidatonya, Raja Frederik X mengungkapkan apa yang ingin dicapainya sebagai Raja Denmark.
“Harapan saya adalah menjadi Raja Pemersatu di masa depan. Ini adalah tugas yang telah saya terima sepanjang hidup. Ini adalah tugas yang saya terima dengan segala kehormatan, kebanggan dan kebahagiaan,” tuturnya.
Dengan naik takhtanya Raja Frederik X, putra tertuanya Pangeran Christian menjadi Putra Mahkota.
Keputusan Ratu Margrethe mengundurkan diri diungkapkannya saat memberikan pidato Malam Tahun Baru.
Bahkan Frederiksen, yang berasal dari Sosial Demokrat dan dianggap royalis, mengatakan bagaimana cara ratu dalam menangani peranannya telah mengubah dirinya.
Baca Juga: Presiden Baru Taiwan William Lai Bikin China-AS Makin Tegang, Beijing Ngamuk Washington Beri Selamat
Berdasarkan protokol, tak akan ada upacara penobatan untuk Raja Frederik X.
Pasalnya, Denmark sudah tak melakukan upacara tersebut setelah diperkenalkannya konstitusi pada 1894.
Suksesi sendiri secara resmi dilakukan di Istana Christianborg, ketika Ratu menandatangani deklarasi pengunduran dirinya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Guardian